Samarinda (ANTARA) -
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Jaya Mualimin mengatakan penemuan dan pengobatan kasus tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan di provinsi tersebut.
"Masih rendahnya penemuan kasus TBC, hanya sebesar 56 persen kasus yang tercatat dan terlaporkan, serta masih rendahnya angka keberhasilan pengobatan 82 persen, menjadi permasalahan yang harus kita atasi bersama," kata Jaya di Samarinda, Sabtu.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya penemuan dan pengobatan kasus TBC di Kaltim, di antaranya adalah kurangnya pelaporan kasus TBC dari fasilitas kesehatan (faskes) pemerintah dan swasta, sistem pelaporan yang belum terintegrasi dan berjejaring, serta keterbatasan tenaga di faskes.
Selain itu, ia juga kurangnya kegiatan penemuan aktif dan peran serta masyarakat, serta banyaknya pasien yang hilang akibat lemahnya jejaring rujukan dan pengawasan pengobatan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Jaya menyebutkan beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kaltim, seperti mewajibkan pemberitahuan atau lapor kasus TBC bagi semua faskes melalui sosialisasi dan surat edaran sejak tahun 2019, serta melakukan integrasi lintas program.
"Kami juga melakukan pemenuhan sumber daya program melalui pelatihan bagi tenaga di seluruh kabupaten kota melibatkan faskes pemerintah maupun swasta dan penempatan alat TCM untuk mempercepat pemeriksaan dan diagnosis kasus dan pengembangan jejaring rujukan spesimen," ujarnya.
Ia menambahkan, penguatan jejaring dan keterlibatan lintas sektor, program, swasta, dan pemerintah juga dilakukan melalui pembentukan KOPI TB Provinsi di tahun 2019, dan pembentukan District Public Private Mix (DPPM) di sepuluh kabupaten/kota.
"Kami juga melakukan kegiatan penemuan aktif TB di populasi berisiko seperti Rutan/Lapas, kontak erat kasus TB yang dilakukan secara rutin dengan perlibatan LSM dan peran serta masyarakat," tuturnya.
Jaya berharap, dengan upaya-upaya tersebut, penemuan dan pengobatan kasus TBC di Kaltim dapat meningkat dan mencapai target nasional maupun global.
"Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama melawan TBC, karena TBC bisa dicegah dan disembuhkan. Jika ada gejala batuk lebih dari dua minggu, segera periksakan diri ke faskes terdekat," pesannya. (Adv)