Sangatta (ANTARA Kaltim) - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Syarifuddin Ginting mengatakan perubahan cuaca akhir-akhir ini mengakibatkan tanaman padi petani di beberapa desa gagal panen.
"Gagalnya panen padi ladang kali ini karena terjadinya perubahan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau ketika buah padi akan keluar," katanya di Sangatta, Kamis.
Menurut dia, musim panas tahun ini diluar perkiraan para petani di Kutai Timur ternyata ketika padi sedang berbuah terjadi perubahan cauaca. Ini berdampak terhadap tanaman padi ladang, karena khusus untuk musim tanam padi ladang pada Oktober-November dan musim panen Maret-April setiap tahun.
Ia mengatakan, seperti tahun sebelumnya bulan Februari terjadi musim hujan bertepatan dengan musim buah padi mulai keluar. Namun karena terjadi perubahan pada Februari lalu justru terjadi musim kemarau, sehingga mengakibatkan buah padi tidak berisi karena panas.
"Kalau buah padi keluar terjadi musim hujan maka dipastikan panen akan berhasil, tapi jika pada musim kemarau kemungkinan besar akan gagal panen dan inilah yang terjadi pada petani kita sekarang ini," ujarnya.
Syarifuddin Ginting mengatakan, bukan hanya padi ladang saja yang gagal panen, namun di beberapa tempat di kecamatan lain juga panen padi sawah kurang berhasil karena perubahan cuaca tersebut.
"Di beberapa lokasi kami menurunkan petugas untuk menyedot air sungai menggunakan mesin pompa untuk menyiram padi petani agar tidak rusak," katanya.
Sebelumnya Laway, petani padi ladang di dusun V Desa Sangkima Lama, Kecamatan Sangatta Selatan mengaku kecewa karena mengalami gagal panen ladang.
"Puluhan hektare areal tanaman padi ladang kami rusak dan gagal panen, padahal biaya yang sudah kami keluarkan cukup besar," ujarnya.
Demikian juga dengan petani padi ladang di RT 09 Desa Kaliorang, Kecamatan Kaliorang sebagian besar padi ladang gagal karena padinya rusak.
"Hanya sedikit sekali yang bisa dipanen, karena padinya kering dan tidak berisi," kata Ketua RT 09 Desa Kaliorang Iwan Saputra. (*)