Sangatta (ANTARA Kaltim) - Dinas Pertanian dan Peternakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur, mengungkapkan daerah itu kekurangan dokter hewan sehingga menghadapi kendala dalam penanganan masalah kesehatan hewan.
"Dinas Pertanian dan Peternakan hanya memiliki tiga orang dokter hewan sehingga selama ini masih meminta bantuan dari provinsi," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur, Syarifuddin Ginting di Sangatta, Rabu.
Menurut Syarifuddin Ginting yang didampingi Kepala Bidang Peternakan Diah Nurningrum, jumlah dokter hewan yang hanya tiga orang tidak memadai untuk penanganan kesehatan hewan.
Ia menyebutkan tiga orang dokter hewan itu terdiri dari satu orang pegawai negeri sipil (PNS) dengan jabatan Kepala Seksi (Kasi) dan satu orang staf serta satu orang petugas lapangan.
"Dokter hewan di Kutai Timur yang bertugas di lapangan hanya satu orang untuk melayani 18 kecamatan se-Kutai Timur," jelas Ginting.
Namun meskipun masih kekurangan dokter hewan di lapangan, namun pelayanan kepada peternak diupayakan merupakan yang terbaik bahkan pelayanan konsultasi maupun pelayanan di lapangan buka 24 jam.
Selama ini, kalau ada hewan ternak terutama sapi yang terserang penyakit, dokter hewan langsung ke lapagan untuk memberikan pengobatan.
Kalaupun misalnya tidak mampu ditangani, maka Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur melakukan konsultasi jarak jauh dengan dokter yang ada di Samarinda.
"Selama ini tindakan petugas kami cukup baik sehingga jarang meminta bantuan ke dinas peternakan dan dokter hewan di provinsi," katanya.
Ginting juga mengatakan ternak petani berupa sapi selama ini yang banyak menyerang adalah perut kembung yang bisa mengakibatkan sapi mati.
"Perut kembung merupakan penyebab kematian terbesar ternak sapi sehingga merugikan peternak," katanya.
Petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan, kata dia, secara rutin melakukan pengawasan ke lapangan yang setiap tahun dievaluasi. Jika ditemukan ada kasus atau penyakit yang membahayakan pihaknya langsung menindaklanjuti dengan vaksinasi.
"Program vaksinasi pun setiap tahun dilakukan agar ternak kebal terhadap penyakit-penyakit berbahaya," ujarnya. (*)