Samarinda (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) akan terus memperluas penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau sistem pembayaran secara digital, untuk mempermudah dan demi keamanan transaksi keuangan bagi masyarakat luas.
Berdasarkan data, penggunaan QRIS di seluruh Kaltim hingga akhir 2022 sudah mencapai 392.873 pengguna, kemudian secara kumulatif hingga Februari 2023 sudah sebanyak 416.638 pengguna QRIS.
"Saat ini jumlah pengguna QRIS di Kaltim memang sudah banyak, namun kami akan terus memperluas penggunaannya. Seperti saran Pj Gubernur Kaltim tadi bahwa penggunaan QRIS masih perlu diperluas," ujar Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Jumat.
Sebelumnya, saat memberikan sambutan dalam rangka pengukuhan Budi Widihartanto menjadi Kepala BI Kaltim oleh Deputi BI Aida S Budiman, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik sempat "curhat" bahwa ketika ia mengunjungi pameran UMKM di Kabupaten Kutai Kartanegara, tidak bisa membayar menggunakan QRIS.
"Beberapa hari lalu, saat saya berkunjung ke pameran UMKM di Kutai Kartanegara, saya sempat beli beberapa oleh-oleh. Lalu saya mau bayar pakai QRIS, ternyata tidak tersedia, jadi saya harus bayar secara kes. Ini merupakan tantangan bagi BI bersama Pemkab Kutai Kartanegara untuk memperluas transaksi secara digital," kata Akmal.
Ketika diminta tanggapan mengenai keinginan Pj Gubernur Kaltim tersebut, Budi menjelaskan bahwa secara umum di kabupaten/kota sudah menggunakan QRIS, namun diakui bahwa memang belum semua UMKM menggunakan QRIS.
Untuk di daerah kabupaten yang termasuk kawasan perkotaan, rata-rata sudah menggunakan QRIS, namun untuk kawasan pedesaan memang masih sedikit yang menggunakan QRIS, yakni pada kawasan yang memiliki sinyal internet bagus.
"Keberadaan jaringan internet memang salah satu kendala dalam perluasan QRIS. Namun ini menjadi tantangan tersendiri, sehingga kami akan terus menguatkan sinergi dengan pemerintah daerah, termasuk dengan teman-teman perbankan di kabupaten/kota," kata Budi.(Adv)