Samarinda (ANTARA) -
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Belanda mengangumi cendramata khas Kalimantan Timur baik yang diserahkan oleh Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Akhmed Reza Fachlevi maupun dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Muhammad Syafranuddin.
"Terima kasih banyak, cenderamata ini tentu membuat kami bangga betapa beragamnya kebudayaan Indonesia namun tetap utuh dalam kesatuan NKRI,” ujar Wakil Dubes RI untuk Belanda melalui keterangan pers yang diterima di Samarinda, Rabu.
Cenderamata yang diserahkan selain plakat DPRD Kaltim relif Lembusuana, juga diserahkan beserta kain batik,udeng dan anjat kerajinan khas Benua Etam.
Dalam pertemuan yang digelar sehari setelah penutupan kongres se dunia ini, Perpusnas dan delegasi lainnya termasuk Bupati Sambas juga menyerahkan cendramata khas daerahnya.
Freddy sempat mengagumi Udeng dan Anjat yang diserahkan Kepala Dinas DPK Kaltim, pasalnya kedua cendramata Kaltim ini berbeda.
“Dulu ketika saya kuliah di Amerika, saya betul-betul bergelut dengan dunia perpustakaan karena perpustakaan merupakan sumber ilmu,” pungkas Wakil Kedubes Freddy.
Kadis DPK Kaltim Syafranuddin menuturkan bahwa cinderamata yang diberikan dinamakan Anjat, terbuat dari rotan, fungsinya beragam sesuai kebutuhan penggunanya, salah satunya untuk tas berbelanja atau ke sekolah.
Pertemuan dengan Wakil Dubes RI sendiri berlangsung 45 menit, delegasi Indonesia dipimpin Sekretaris Utama Perpusnas, Ofy Sofiana. Pertemuan yang berlangsung hangat kedua belah pihak sama-sama bercerita tentang perpustakaan.
Kadis DPK Kaltim, sebelum menyerahkan semua cenderamata ke Wakil Dubes Freddy sempat menyampaikan permohonan maaf mewakili Wakil Gubernur Kaltim , Hadi Mulyadi yang tak sempat bertemu karena usai penutupan Kongres International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) 2023 segera kembali ke Indonesia.