Penajam, Kaltim (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Marjani mengaku bersyukur atas naiknya anggaran kebencanaan dari 2022 ke 2023 sehingga pihaknya dapat melakukan mitigasi dan penanganan lebih banyak.
"Kami bersyukur karena tahun ini ada kenaikan anggaran meski cuma sedikit, berapa pun itu harus kami syukuri. Tapi saya tidak bisa menyebutkan angkanya, lupa. Datanya ada di kantor. Sekarang kan hari libur," ujar Marjani di Penajam, Sabtu.
Dengan kenaikan anggaran pihaknya bisa menambah sejumlah rambu mitigasi bencana seperti rambu peringatan rawan banjir di kawasan pesisir akibat rob maupun banjir akibat hujan lebat, termasuk rambu rawan longsor, terutama saat hujan lebat yang mengakibatkan sejumlah lereng rawan longsor.
Ia mengatakan pada 2022 ada plafon anggaran kebencanaan yang tidak bisa dicairkan, karena bermasalah dengan keuangan daerah, sehingga diharapkan tahun ini semuanya bisa lancar.
Untuk tahun ini, lanjutnya, hampir di semua bidang di BPBD Kabupaten PPU terjadi kenaikan, meski kecil atau belum sesuai dengan harapan, namun masing-masing bidang tahun ini memiliki kegiatan lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya.
Untuk tahun mendatang, ia berharap anggaran kebencanaan bisa dinaikkan karena hal ini merupakan wajib, baik anggaran untuk mitigasi maupun anggaran untuk penanganan bencana, seperti untuk penanganan bencana banjir, kebakaran, dan lainnya.
Sementara itu sejumlah kawasan yang telah dilakukan pemasangan rambu rawan banjir antara lain di Kelurahan Lawe-Lawe, Nenang, dan di kawasan Babulu, sedangkan untuk kawasan lain akan menyusul dengan menyesuaikan anggaran.
Pemasangan rambu-rambu kebencanaan secara fisik memang masih terbatas, namun untuk peringatan secara digital telah dilakukan di hampir semua lokasi, yakni sistem digital yang disebar melalui laman resmi, dan berbagai media sosial akun BPBD Kabupaten PPU seperti melalui Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya.
Peringatan rambu rawan banjir secara digital tersebut seperti di Kelurahan Gunung Steleng, Nipah-Nipah, Bukit Subur, dan beberapa desa di Kecamatan Babulu seperti Desa Sumber Sari dan Desa Babulu Laut.
Pihaknya juga terus menguatkan koordinasi dengan berbagai pihak dalam menghadapi kemarau yang lebih kering tahun ini ketimbang tiga tahun terakhir, untuk meminimalisir kebakaran.
"Koordinasi dengan lintas sektor, bahkan dengan semua pihak merupakan tugas melekat bagi BPBD mana pun, sehingga kami terus menguatkan tugas tersebut dalam rangka mitigasi hingga penanganan bencana, termasuk ancaman bencana kebakaran," kata Marjani.