Samarinda (ANTARA) - Angka migrasi seumur hidup di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hasil Sensus Penduduk 2020 (SP2020) yang dimutakhirkan tahun 2022 mencapai 30,99 persen, artinya sekitar 31 dari 100 atau sepertiga penduduk Kaltim merupakan penduduk migran.
"Hasil SP2020 dengan angka migrasi seumur hidup Kaltim yang mencapai 30,99 persen ini mengindikasikan bahwa Provinsi Kaltim merupakan daerah tujuan migrasi," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Selasa.
Ia menjelaskan, penduduk yang wilayah tempat tinggal warga berbeda dengan wilayah tempat lahir saat dilakukan sensus, merupakan migran seumur hidup, sedangkan besaran migran seumur hidup dalam suatu populasi dikenal sebagai angka migrasi seumur hidup.
Hasil SP2020 yang dimutakhirkan pada 2022 menunjukkan, angka migrasi seumur hidup mengalami peningkatan dalam lima dekade (50 tahun) terakhir.
Sensus penduduk dilakukan tiap 10 tahun. Pada SP1971 angka migrasi seumur hidup mencapai 5,57, atau sekitar 6 dari 100 penduduk Kaltim merupakan penduduk yang lahir di provinsi lain.
Angka ini semakin meningkat dari periode ke periode, meskipun sedikit menurun ketimbang dekade SP2010, sementara angka migrasi seumur hidup Kaltim pada 2020 mencapai 30,99 persen.
Ia juga mengatakan seseorang dikatakan migran seumur hidup antar-kabupaten atau kota, jika kabupaten atau kota tempat tinggal yang berbeda dengan kabupaten dan kota tempat lahirnya saat dilakukan pendataan.
Sementara hasil SP2020, seluruh wilayah Kaltim merupakan daerah tujuan migran, terbukti dari angka migrasi neto untuk masing-masing kabupaten/kota bernilai positif, menunjukkan bahwa masih lebih banyak migran seumur hidup yang masuk ke masing-masing kabupaten dan kota ketimbang penduduk yang ke luar.
Kabupaten Kutai Timur merupakan daerah dengan angka migrasi neto seumur hidup antar-kabupaten atau kota tertinggi, sedangkan Kabupaten Kutai Barat merupakan daerah dengan angka migrasi neto seumur hidup antar-kabupaten atau kota terendah.
"Tiga kabupaten dan kota dengan angka migrasi neto seumur hidup antar-kabupaten atau kota tertinggi adalah Kutai Timur, Berau, dan Kota Bontang. Ketiga daerah ini adalah kawasan tambang yang merupakan salah satu faktor penarik migrasi," katanya.
Hasil sensus juga diketahui bahwa 58 dari 100 penduduk generasi Pre-Boomer dan Baby Boomer di Provinsi Kaltim merupakan migran seumur hidup.
Proporsi penduduk berstatus migran seumur hidup pada generasi yang lebih muda (Post Gen Z dan Generasi Z) lebih rendah ketimbang generasi yang lebih tua (Milenial, Generasi X, Pre-Boomer, dan Baby Boomer).*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Angka migrasi seumur hidup Kaltim mencapai 30,99 persen