Paser (ANTARA) - Posyandu di Kabupaten Paser secara bertahap mengganti alat timbang manual (dacin) ke alat timbang digital karena timbangan digital memiliki tingkat akurasi yang tinggi sehingga bisa mengetahui perkembangan kondisi anak untuk deteksi dini stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
“Secara bertahap setiap posyandu mengganti dacin ke timbangan digital dan menggunakan antropometri kid yang standar,” kata Sub koordinator kesehatan keluarga pada Dinkes Paser, Rusmalayana, SKM, di Tanah Grogot, Rabu.
Untuk pengadaan alat antropometri, kata dia, berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK), hibah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan bantuan Coorporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Paser.
Ia menyebutkan, penanganan stunting secara spesifik, yaitu dengan deteksi dini dimulai dari pengukuran bayi dan balita di posyandu, kemudian divalidasi oleh tenaga gizi puskesmas.
"Keberadaan alat timbang digital sangat penting untuk mengetahui pertumbuhan bayi. Selain itu juga dilakukan konseling oleh petugas kesehatan," katanya.
Rusmalayana menerangkan pada tahun 2023 Dinkes Paser akan menggelar pelatihan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pelatihan tersebut diberikan kepada kader posyandu, guru pendidikan anak usia dini (PAUD) atau guru Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal.
Menurutnya, pelatihan dilaksanakan di seluruh puskesmas dengan tenaga pelatih dari Dinkes Paser bekerjasama dengan puskesmas dan organisasi profesi menggunakan dana DAK non fisik.
Sementara, Sekretaris Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Paser, Amir Faisol, mengatakan pengukuran berat dan tinggi badan bayi secara berkelanjutan penting dilakukan untuk mengetahui persentase kasus stunting saat ini.
"Data yang ada berdasarkan pengukuran di Posyandu yaitu 21 persen lebih dari 50 ribu balita dinyatakan stunting," katanya.
Data tersebut kata Amir lebih rendah dari yang dikeluarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan yaitu 22,5 persen.
Menurutnya, karena pada saat pengukuran berat badan di Posyandu itu tidak semua balita yang datang, jadi persentase kasus stunting belum akurat," ucapnya.
Amir berharap kepada para orangtua dapat memahami pentingnya pengukuran berat badan bagi balita yang dilakukan setiap bulan mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun, sehingga dapat diketahui apakah anak tersebut termasuk kurang gizi, karena nanti petugas kesehatan akan memberikan edukasi dan pembinaan.
Posyandu di Paser gunakan timbangan digital untuk deteksi dini stunting
Rabu, 18 Januari 2023 19:33 WIB
Secara bertahap setiap posyandu mengganti dacin ke timbangan digital dan menggunakan antropometri kid yang standar