Paser (ANTARA) - Peran tim percepatan penurunan stunting (TPPS) kecamatan di Kabupaten Paser pada tahun 2023 dimaksimalkan guna lebih fokus dan efektif dalam menurunkan jumlah kasus stunting.
"Tahun ini fokus penguatan peran TPPS kecamatan, karena tahun lalu kegiatan banyak difokuskan di TPPS Kabupaten," kata Sekretaris TPPS Kabupaten Paser, Amir Faisol, di Tanah Grogot, Rabu.
Menurutnya pada tahun 2022 lalu, TPPS Kabupaten fokus melakukan penguatan peran lintas sektor dalam penanganan kasus stunting.
Tetapi pada tahun 2023 ini, katanya kegiatan akan difokuskan di kecamatan seperti kegiatan pencegahan spesifik yang dilakukan secara medis dan pencegahan sensitif yang dilakukan lintas sektor di setiap kecamatan.
Amir menerangkan pencegahan secara medis hanya mampu menurunkan 30 persen kasus stunting, sementara 70 persen lebih banyak dilakukan lintas sektor.
Menurutnya, Program Keluarga Berkualitas bisa dilakukan dengan aktif memberikan penyuluh pencegahan 4T yakni pencegahan terlalu banyak melahirkan, terlalu rapat melahirkan, terlalu muda untuk hamil (pencegahan pernikahan dini), dan terlalu tua untuk hamil
"Karena 4 T juga mempengaruhi kasus stunting," ujar Amir.
Ia mengungkapkan, pada tahun 2021 lalu berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSI) Kementerian Kesehatan, kasus stunting di Kabupaten Paser yakni 22,5 persen dari 50 ribu balita.
Sementara angka kasus tahun ini belum diketahui karena Kemenkes baru melakukan pendataan di tahun ini.
"Kami berharap tahun 2024 kasus stunting turun 14 persen, seperti yang diprogramkan oleh pemerintah pusat," ujar Amir.