Samarinda (ANTARA) - Peran public relations (PR) cukup dominan dalam mengelola isu. Namun, perlu diingat bahwa manajemen isu tidak semata-mata pekerjaan public relations.
Public relations adalah praktik mengelola penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat.
Sebagaimana dikatakan oleh Issue Management Council, "Manajemen isu meliputi, tapi tidak hanya terfokus pada salah satu disiplin berikut: public relations, lobbying atau government relations; futurism, trend tracking atau media monitoring; perencanaan stratejik atau finansial; dan hukum"
Keterlibatan public relations dalam manajemen isu memungkinkan implementasi model komunikasi dua arah, baik asimetris maupun simetris dan mengurangi penggunaan model komunikasi satu arah, keagenan pers dan informasi publik.
Pada beberapa organisasi, keterlibatan public relations dalam merencanakan upaya organisasi terlihat dalam proses kebijakan publik atau yang dikenal dengan istilah "public affairs".
Menurut Grunig dan Hunt (1984:285), jika public relations didefinisikan sebagai manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya, maka public relations memenuhi fungsi yang lebih luas sebagaimana diinginkan oleh manajemen puncak.
Istilah "public affairs" oleh karenanya, dipilih sebagai program khusus public policy dan government relations yang dikelola oleh subsistem public relations.
Ada beberapa tujuan dalam manajemen isu yang berhubungan erat dengan praktek public relations, pertama, untuk memahami isu, motif publik yang memunculkan isu dan hubungannya yang mempengaruhi bagaimana isu akan diputuskan.
Kedua, untuk memonitor situasi, mendengarkan kritik dan lainnya yang menentukan posisi isu, memahami apa yang mereka katakan dan motif dan kepentingan mereka.
Ketiga, menginformasikan, meyakinkan bahwa fakta utama yang relevan dengan isu tersedia bagi publik seiring dengan mereka memikirkan isu.
Keempat, untuk membujuk (meyakinkan) publik mengenai beberapa posisi dan untuk dibujuk sebagai konsekuensinya, sehingga penyelesaian terbaik dapat diambil untuk memotivasi publik agar isu diselesaikan dan untuk memotivasi publik mengurangi protes begitu isu diselesaikan.
Kelima, untuk terlibat dalam pembuatan keputusan dan negosiasi untuk menyatukan kepentingan, mengurangi konflik dan menyelesaikan masalah.
Keenam, untuk menciptakan kembali makna yang menyatukan kepentingan, mereduksi konflik dan menyelesaikan masalah isu (Heath dan Coombs, 2006: 271-272).
Sehingga, berdasarkan penjelasan di atas, public relations perlu mendalami manajemen isu sebagai keahlian tambahan praktisi public relations dan menjadikannya sebagai nilai tambah profesionalisme public relations di masa depan.
Manajemen isu merupakan media profesional public relations untuk berpartisipasi penuh dalam pembuatan keputusan manajemen.
Sementara profesional public relations memiliki peranan penting dalam mengefektifkan manajemen isu, terutama dalam fungsi perencanaan strategi maupun hubungannya dengan lingkungan sekitar organisasi.
Jika hal itu dilakukan, profesional public relations akan memiliki posisi tawar yang tinggi terhadap koalisi dominan organisasi dalam hal posisi dan wewenang dalam organisasi.
Public relations dalami manajemen isu sebagai keahlian tambahan
Rabu, 28 September 2022 17:54 WIB