Balikpapan (ANTARA) - Lingkungan penuh uap bahan bakar di Kilang Pertamina Balikpapan tidak hanya milik para lelaki, dalam Proyek Turn Around (TA atau pemeliharaan kilang) yang sedang berlangsung sekarang berkeliaran juga para wanita. Usia mereka belum lagi 25 tahun dan menjadi warna tersendiri di antara ribuan pekerja pria.
"Kami safety officer,” kata Rafidah Aziz Nurul Halizah seraya tersenyum. Ketika ditanya apakah dia keturunan Melayu, atau Malaysia dengan nama sepanjang itu, Halizah menggeleng tertawa. Yang jelas, sebelum bekerja di proyek Turn Around (TA) alias pemeliharaan dan perawatan Kilang Balikpapan, Rafidah Aziz Nurul Halizah sudah berpengalaman di Kilang Balongan dalam proyek serupa.
Di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, ia bekerja selama 45 hari bersama 14 ribu lebih pekerja lainnya, dari dalam dan luar negeri. Jumlah pekerja yang terlibat itu mengantarkan pekerjaan pemeliharaan Kilang Balongan masuk catatan Museum Rekor Indonesia alias jadi rekor MURI.
Kawan sekerjanya di Balongan, seperti juga di Balikpapan, hampir semuanya lelaki.
“Pengalaman dari Balongan saya terapkan juga di sini, di Balikpapan,” jelasnya. Untuk proyek di Balikpapan ini Rafidah Aziz Nurul Halizah bernaung di bawah bendera PT Guna Teguh Abadi.
Safety officer atau pengawas keselamatan kerja adalah petugas khusus yang mengingatkan para pekerja untuk bekerja dengan aman dan selamat. Tugas mereka berkeliling, berpatroli, mengingatkan agar peralatan keselamatan selalu dipakai, selalu ada dan tersedia, tidak terhalang aksesnya, serta mudah dijangkau dan didapat.
“Kalau sepatu safety biasanya tidak ada yang lupa. Sepatu safety malah sudah dipakai dari rumah,” kata Irma Yuliana dari PT Coin Pratama.
Sepatu safety atau sepatu keselamatan memang jadi satu gaya tersendiri di Balikpapan. Dengan beragam industri di sekeliling Kota Minyak, warga juga menyerap gaya dan mode berpakaian para pekerja. Mudah didapati seorang mengenakan sepatu safety, apakah yang model boot tinggi hingga setengah betis, atau sedikit di atas engkel, atau yang datar saja seperti pantofel, meskipun diketahui bidang tugas atau pekerjaan si pemakai tidak mengharuskan ujung jempolnya dilindungi besi plat seperti yang ada di dalam sepatu safety.
“Sepatu safety itu, karena solnya tebal, terutama untuk melindungi kaki dari terinjak benda-benda keras dan tajam seperti potongan logam dari sisa pengelasan, atau kejatuhan benda keras, kunci inggris misalnya,” kata Irma.
Di lingkungan kilang, kunci inggris ada yang sebesar lengan orang. Bayangkan bila benda itu jatuh dan menimpa jempol sementara anda tak mengenakan sepatu safety, atau nemplok di kepala sementara helm belum dikenakan.
Kecuali tukang las yang tidak pernah lupa mengenakan sarung tangan dan kacamata pelindung, pekerja di bidang lain kadang-kadang harus diingatkan lagi.
Pekerja diketinggian meski sudah pakai full body harness lengkap, masih harus dicek apakah cara memakainya sudah benar, sudah erat apa masih longgar terutama gesper di pinggang dan bagian paha. Kemudian menambatkannya di titik pengaman, apakah sudah benar. Juga berapa titik pengaman yang ada mengingat nanti pekerjanya akan bergeser sehingga pasti cantelan harness juga harus bergeser.
“Wah, pokoknya banyak daftar yang kita harus ingatkan, kita awasi,” kata Irma. Bahkan termasuk juga di posisi mana harus berdiri kalau ada crane (derek) sedang mengangkat barang. Tugas safety officer memastikan ada tempat dan jalur aman.
Meski begitu, beda dengan Rafidah Aziz Nurul Halizah yang sudah punya banyak pengalaman, Irma Yuliana masih seorang greenhorn. Ia anak muda yang fresh from the oven, alias baru lulus dari satu sekolah kejuruan di Kota Minyak. Begitu ijazah diteken Kepsek, ia pun segera melamar ke PT Coin Pratama yang lagi perlu banyak orang untuk proyek TA ini.
Sebagai yang jauh lebih muda soal pengalaman, apalagi umur, kata Irma, tidak mudah buat dirinya menjadi safety officer. Apalagi dia perempuan. Tapi demikian, Irma bisa menemukan posisinya.
“Susah juga mengingatkan abang-abang atau om-om ini. Tapi sebenarnya saya yakin mereka bukannya lupa, atau tidak mau, tapi hanya untuk ngerjain saya,” katanya meringis.
Trik Irma sederhana saja. Ia minta para pekerja mengingat istri dan anaknya di rumah, atau ibu mereka, atau pacar, atau siapa pun, atau apa pun yang mereka anggap berharga dalam hidupnya.
Trik seperti juga digunakan pelatih Timnas U-16 Bima Sakti yang asli Balikpapan. Pelatih Bima minta anak-anak latihnya mengingat orangtua mereka, pelatih mereka saat masih di sekolah sepakbola. Hasilnya, Iqbal dan kawan-kawannya sukses juara Piala AFF U-16 tahun 2022 ini.
“Mereka tidak usah memandang saya,” kata Irma lagi. “Saya cuma ngingetin saja.”
Apa yang dirasakan Irma juga dirasakan oleh Regita Cahyani. Padahal ia juga bukan orang baru banget dalam urusan kesehatan dan keselamatan kerja. Di perusahaannya PT JGC Indonesia, Regita sebelumnya mengurusi surat izin kerja aman (SIKA) dan surat-surat izin keselamatan dan keamanan lainnya untuk pekerjaan.
“Tapi apa pun, yang pertama itu kami harus kasih contoh,” ujarnya.
Maka Regita Cahyani selalu bisa ditemui dengan kostum wearpack biru yang menutup seluruh badan plus rompi yang punya garis-garis reflektor cahaya, helm, kacamata, mengantongi earbuds (sumbat telinga kalau berada di tempat bising), dan sudah pasti sepatu safety.
“Selain aman, ini juga gaya loh. Modis,” kata Regita. Kacamata safety, terutama kacamata hitam buat mengelas, walaupun harganya relatif murah namun karena desainnya yang sedemikian rupa, menurut Regita, memakainya bisa menambah percaya diri.
Ketiga perempuan juga memadukan wearpack mereka dengan hijab, memberi kesan feminim yang anggun di dalam lindungan gagah maskulin perlengkapan semacam sepatu safety dan kacamata hitam itu.
Ada juga hal-hal sebelum peralatan keselamatan itu dipakai atau dipasang. Para pekerja ada yang menggantung helmnya dengan karabiner kecil di ranselnya, ada sepasang sarung tangan separo menyembul dari saku kiri bagian celana. Ada juga yang menambah aksen dengan bandana warna mencolok seperti oranye atau merah, dipakai jadi ikat kepala atau dikalungkan di leher untuk menyerap keringat. Kacamata nangkring di saku kanan atas wearpack, bisa pula diberi tali khusus dan dipakai jadi kalung.
Ada pun sumbat telinga, karena baunya selalu wangi dan warnanya cerah warna-warni, kadang disangka permen. Kalau sudah sampai begitu, kata Regita, sudah waktunya istirahat sejenak, mungkin minum air putih. Kalau memang sudah jamnya, ya istirahat makan siang. Kalau mau merokok, harus keluar dari kilang.
Regita Cahyani, Irma Yuliana, Rafidah Aziz Nurul Halizah, adalah bagian dari 321 petugas safety pekerjaan proyek pemeliharaan Kilang Balikpapan tahun 2022 ini. Selain mereka bertiga, ada 54 lainnya yang juga perempuan. Secara administrasi, mereka adalah pekerja kontraktor dan tugas utamanya mengawasi karyawan perusahaan kontraktor yang bersangkutan.
“Jangan lupa, selalu safety first, utamakan salat dan selamat,” kata Rafidah Aziz Nurul Halizah.