Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur diminta waspada terhadap serangan nyamuk "aedes aegypti" pembawa penyakit demam berdarah dengue atau DBD.
"Seluruh warga untuk waspadai terhadap gigitan nyamuk pembawa penyakit demam berdarah," ujar Pengelola Program DBD Dinas Kabupaten Penajam Paser Utara, Ponco Waluyo di Penajam, Selasa.
Masyarakat harus waspada serangan penyakit demam berdarah yang tergolong berbahaya dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
Serangan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk "aedes aegypti" tersebut bisa muncul terus menerus sepanjang waktu, kapan saja dan di mana saja,
Hingga saat ini tercatat 30 warga di daerah berjuluk "Benuo Taka" itu terserang demam berdarah, dengan kasus kematian kakak beradik usia enam dan 12 tahun warga Kelurahan Pentung, Kabupaten Penajam.
Kakak beradik penderita DBD meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit pada Agustus 2022 jelas dia, karena terlambat dibawa ke rumah sakit.
Jumlah kasus DBD pada tahun ini (2022) meningkat cukup signifikan dibanding sepanjang 2021 yang hanya 16 kasus, kurang lebih delapan bulan jumlah kasus DBD 2022 lebih tinggi dari tahun lalu (2021).
Warga yang menderita demam berdarah rata-rata ditangani tenaga medis di puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) yang tersebar di wilayah Penajam Paser Utara.
Penyebab serangan demam berdarah diakibatkan cuaca yang tidak menentu, hujan dan panas berganti-ganti dan genangan air menjadi tempat bertelur nyamuk "aedes aegypti".
Penyakit yang paling membahayakan saat kondisi iklim pancaroba adalah demam berdarah, jika penanganan terlambat maka akan membahayakan jiwa.
"Nyamuk pembawa penyakit demam berdarah berkembangbiak dengan cepat pada kondisi iklim pancaroba," kata Ponco Waluyo.