Sumatera Barat (ANTARA) - Tim Sumatra Tribute harus berjuang hampir 20 jam untuk mencapai base camp (BC) Sitiung di kawasan Bukit Betabuh, Sitiung, Dharmasraya, Sumatera Barat, Kamis (10/2).
"Jalannya sempit, kanan atau kiri jurang," kata Matu Adam, pengemudi Range Rover ST (Sumatra Tribute) 003.
Jalan dari Sitiung ini melingkar-lingkar di dinding perbukitan, naik dan turun, dan banyak tikungan tajam.
Dalam perjalanan, rute ini disebut Jalur Kanan. Awalnya di Sitiung dan berakhir di Taluk Kuantan, Bangkinang, Riau.
Tidak hanya posisinya yang ekstrem, di bagian yang datar di mana air terjebak, mobil-mobil dihadang kubangan lumpur.
Belum lagi bila jalan itu 'hilang' karena sudah kembali dikuasai bakal hutan, di mana semak paku-pakuan tumbuh lebat menutup badan jalan.
"Pada tahun 1980an, saat dilewati Camel Trophy, kawasan ini masih hutan lebat," kata Bujang, navigator di mobil ST 010.
Maka korban pun berjatuhan. Ada mobil yang gardannya bergeser karena pen baut U patah, ada yang as kopel gardan belakang patah, dan beberapa kerusakan lain pada sistem pengereman dan persneling.
"Maka itu kami istirahat di BC Sitiung, istirahat dan melakukan perbaikan," kata trip director Greefion Kamil.
Pada pukul 5 sore seluruh anggota rombongan dari 3 grup, Alfa, Bravo, Charlie, sudah sampai di BC Sitiung. Masing-masing menyiapkan makanan dan tempat istirahat.
"Bersyukur juga cuaca tidak hujan," kata M Senut, pengemudi ST 055.
Perjalanan ke Sitiung dimulai dari Muara Bungo, Jambi, pada Rabu (9/2).
Hujan yang rintik-rintik di Rabu malam dianggap penyegar cuaca panas dan sedikit membasahi jalan yang berdebu.
Sumatra Tribute adalah perjalanan mengulang kembali rute petualangan offroad Camel Trophy di Sumatra tahun 1981.
Saat itu rutenya dari Medan ke Jambi, oleh 5 Range Rover dan 8 Toyota Land Cruiser sebagai tim pendukung.
"Seluruh peserta dari Jerman Barat," cerita Saeful Hasyim, Ketua Panitia.
Petualangan bermobil selama 20 hari lebih itu pun menjadi legenda, terutama di kalangan penggemar otomotif dan para penggiat kegiatan alam bebas di seluruh dunia.
"Antara lain karena dokumentasi mereka bagus sekali," kata Saeful.
Foto dan video dari perjalanan Camel Trophy yang menampilkan perjuangan setiap tim menghadapi tantangan dari alam dan mesin terlihat dramatis dan memberi kesan mendalam akan perjuangan mencapai tujuan dan persaudaraan yang terbentuk selama perjalanan.
Medan jalan di perkebunan kelapa sawit punya tantangan tersendiri
Kamis, 10 Februari 2022 19:54 WIB
Pada tahun 1980an, saat dilewati Camel Trophy, kawasan ini masih hutan lebat,