Sangatta (ANTARA Kaltim) - Camat Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur Didi Herdiansyah meminta PT Kaltim Prima Coal (KPC) bertanggung jawab terhadap luapan air bercampur lumpur yang menerjang pemukiman warga RT 05 Dusun Kabo Desa Swargabara, Jumat (15/3).
Kepada wartawan di Sangatta, Sabtu (16/3), Camat Sangatta Utara Didi Herdiansyah mengatakan, pihaknya sudah mengetahui musibah banjir lumpur yang berasal dari kolam penampung tambang batu bara KPC, namun masih menunggu laporan resmi dari pihak pemerintah Desa Swargabara.
"Saya menunggu laporan resmi Kepala Desa Swargabara, untuk mengetahui kejadian dan dampak kerusakan dari kejadian itu," kata Camat Didi Herdiansyah.
Camat Didi Herdiansyah mengatakan, selain menggu laporan Kades, dirinya juga akan turun ke lapangan melakukan investigasi dengan warga sekitar.
Kalau nanti ditemukan ada kerusakan, katanya, KPC akan diminta bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan dan kerugian akibat luapan lumpur dari kolam penampungan bekas tambang batu bara.
"Kita tidak boleh membiarkan KPC mengulangi kejadian seperti ini, karena sangat membahayakan masyarakat dan lingkungan. Sungai rusak dan air tercemar," kata Camat Didi, mantan Kasubbag Protokoler Setkab Kutai Timur ini.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, H Zainuddin Aspan, melalui Kabid Kedaruratan, Logistik dan Perralatan BPBD HM Syafranuddin melaporkan aliran air bah setinggi 40-50 sentimeter yang cukup deras yang berasal dari aliran tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC), Jumat (15/3) sekitar pukul 18.15 Wita dan menerjang pemukiman warga Jalan Kapur RT 05 Dusun Kabo Jaya, Desa Swargabara, Kecamatan Sangatta Utara.
Meski tidak ada korban jiwa, namun luapan air bah bercampur lumpur yang menerjang sangat deras melewati sebuah sungai kecil kemudian masuk ke Sungai Sangatta.
Bahkan, banjir lumpur itu mengakibatkan 1 buah jembatan kayu rusak, satu tiang listrik yang berada di pinggir sungai, miring dan beberapa titik sungai longsor dan runtuh.
"Air dan lumpur, menurut HM.Syafranuddin, diperkirakan berasal dari dua titik bekas tambang Pit Surya sekitar beberapa kilometer dari kota Sangatta," kata Ifan, panggilan Syafnaruddin, yang mendapat laporan salah satu stafnya dari lokasi kejadian.
Sejumlah saksi mata menyebutkan, air bah secara tiba-tiba cukup deras bercampur lumpur, masuk hingga anak tangga kedua rumah kemudian menggenangi halaman rumah beberapa warga di gang Odah Etam Jalan Kapur.
"Kami terkejut karena kejadiannya sekitar pukul 18.00 wita. Airnya deras masuk ke halaman rumah setinggi dada saya," kata Sulastri warga RT 05 Gang Odah Etam, yang rumahnya tepat berada di pinggir sungai yang meluap itu. (*)
Camat Minta KPC Bertanggung Jawab Luapan Lumpur
Minggu, 17 Maret 2013 4:49 WIB