Jambi (ANTARA) - Lifter Jambi Abdul Latif Mana ternyata mampu membuktikan diri dengan meraih medali perak kelas 93kg putra meski tak dibiayai KONI Jambi untuk berangkat ke PON XX di Papua.
Tampil di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua, medali emas diraih lifter Willy Sandria dari Provinsi Riau, sedangkan perunggu diperoleh lifter asal Kalimantan Timur Andi Kurniawan.
Latif merupakan atlet asal Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, yang meraih medali perak setelah mencatatkan total angkatan 840kg. Ia ditetapkan sebagai peraih perak setelah berat badannya ditimbang dan ternyata lebih ringan dari lifter Kaltim Andi Kurniawan dan Tatang Hidayat yang mewakili tuan rumah Papua. Total angkatan Latif sama dengan kedua lifter tersebut, namun karena berat badan lifter Jambi itu lebih ringan, maka ia berhak meraih perak.
Ketiga lifter tersebut sama-sama mengumpulkan total angkatan 840kg. Namun, wasit menetapkan pemenang berdasarkan selisih bobot tubuh. Medali perak diraih Latif dengan berat badan 88,70kg, sementara perunggu diraih Andi dengan bobot badan 90,85kg.
"Jadi, ada selisih berat badan 0,5 kg dari peraih perunggu. Ini jadi kenyataan pahit yang harus diterima lifter tuan rumah yang gagal mendapatkan gelar medali angkat berat," kata pelatih angkat berat Jambi Natalis Apey saat dihubungi Antara, Kamis.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Provinsi Jambi Budi Setiawan mengapresiasi dan berterima kasih atas perolehan medali perak cabang olahraga angkat berat yang dipersembahkan Latif.
"Saya ucapkan terima kasih. KONI Provinsi Jambi sedang menyiapkan program besar, salah satunya pembinaan atlet menuju PON berikutnya," ujar Budi.
Terkait lifter Latif yang mengikuti PON Papua dengan biaya sendiri, Humas KONI Jambi Maskun Sofwan menanggapinya dengan penjelasan bahwa pendaftaran hingga fasilitas selama di Papua tetap diakomodir oleh tim kontingen Jambi yang berkoordinasi dengan PB PON, mulai dari penginapan, pendataaan, makanan dan transportasi selama perlombaan.
"Hanya biaya berangkat dari Jambi ke Papua memang tidak ditanggung Provinsi Jambi karena di luar kuota yang sudah ditetapkan KONI. Kami sudah mengajukan penambahan ke Diskepora, namun tidak bisa karena keterbatasan anggaran. Jadi, Latif berangkat bukan dengan biaya pribadi, melainkan biaya dari Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat," ungkap Maskun.
Menurut dia, Ketua KONI Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) yang membiayai transportasi dan uang saku Latif untuk mengikuti PON Papua, karena KONI Provinsi hanya mengambil tiga besar atlet berprestasi yang berangkat ke PON Papua, sedangkan Latif masuk lima besar saat Pra PON.
"KONI Jambi sudah berkonsultasi, bagaimana kalau ditambahkan, namun Diskepora dananya tidak cukup, maka diberikan alternatif dengan biaya mandiri yang dibiayai KONI Kabupaten Tanjabbar," jelas Maskun.