Mahasiswa Kaltim Desak Pemerintah Perhatikan Budaya Kutai

Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Kalimantan Timur, mendesak pemerintah setempat lebih memperhatikan budaya Kesultanan Kutai Kartanegara.

Koordinator Forum Mahasiswa Kaltim, Aris Ajau, dihubungi dari Samarinda, Kamis malam menilai, masih minimnya perhatian pemerintah setempat terhadap budaya khususnya terkait pelestarian budaya dan adat Kutai Keraton.

"Kami menilai, Pemerintah Provinsi Kaltim belum optimal dalam melestarikan buadaya yang ada di daerah ini, khususnya terkait pelestarian budaya dan adat Kutai Keraton yang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia," ungkap Aris Ajau.

Sebagai upaya mendorong pelestarian budaya dan adat Kutai Keraton, Forum Mahasiswa Kaltim yang terdiri dari lima eleman mahasiswa yakni, Ikatan Mahasiswa Perbatasan, Ikatan Mahasiswa Pesisir, Aliansi Mahasiswa Pro Pembaruan Kaltim, Pergerakan Mahasiswa Kutai Raya dan Pusat Kajian Penyambung Lidah Rakyat kata Aris Ajau telah bersilaturahmi dengan pihak Kesultanan Kutai Kartanegara.

Pertemuan itu lanjut Aris Ajau berlangsung pada Senin (21/1) dan mahasiswa ditemui Menteri Sekretaris Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara, Pangeran Gondo.

"Beliau (Pangeran Gondo) menyambut kami dengan hangat dan berharap mahasiswa dapat menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian budaya di Indonesia, khususnya di Kaltim," katanya.

"Dalam pertemuan itu juga kami (mahasiswa) menyampaikan beberapa permasalahan, bukan hanya terkait budaya tetapi masalah pembangunan di Kaltim," ungkap Aris Ajau.

Forum Mahasiswa Kaltim kata Aris Ajau yang juga sebagai Koordinator Ikatan Mahasiswa Perbatasan berharap, tradisi Kesultanan Kutai kembali dihidupkan sebab merupakan kerajaan tertua di Indonesia.

"Kami berharap, pemerintah Provinsi Kaltim pro aktif dalam mensosialisasikan dan menjadi agenda rutin tahunan setiap kegiatan maupun tradisi kesultanan. Pelaksanaan Erau yang tiap tahun digelar kami nilai belum mampu mendorong pelestarian budaya tersebut sehingga kami menilai pemerintah harus lebih optimal agar orang luar tidak hanya mengenal Kaltim dengan sumber daya alamm (SDA) tetapi juga ragam budayanya," kata Aris Ajau.    (*)