Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemprov Kaltim melalui instansi terkait mengajak para petani pisang optimis karena komoditas itu tetap laku meskipun produksinya dalam jumlah besar lantaran pisang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan.
"Saat ini kebun pisang di Kaltim berkurang akibat serangan penyakit layu fusarium, untuk itu saya harapkan petani optimis mengembangkan pisang karena buah ini tetap laku keras meski produksi melimpah," ujar Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim H Ibrahim di Samarinda, Senin.
Menurut dia lakunya pisang tersebut bukan hanya di pasar maupun di tingkat penjual buah, namun yang paling menjanjikan adalah permintaan yang tinggi di sejumlah Sub Terminal Agribisnis (STA) Pisang di sejumlah wilayah di Kaltim untuk dikirim ke luar daerah.
Contohnya adalah penjualan pisang di STA Pisang Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur. Di lokasi tersebut, berapapun jumlah pisang yang dihasilkan petani, selalu habis terjual. Bahkan STA Pisang tersebut masih kekurangan pisang untuk karena tingginya permintaan dari luar.
Namun demikian, truk pengangkut pisang yang akan masuk ke lokasi STA itu tidak bisa sembarangan, tetapi harus diseleksi dan melalui pemeriksaaan lebih dulu.
Pemeriksaan dilakukan karena adanya kekhawatiran truk yang akan masuk ke lokasi itu membawa bakteri layu pada pisang atau layu fusarium seperti yang terjadi pada beberapa tahun lalu.
Penyakit fusarium ini pula yang menyebabkan menurunnya tanaman dan produksi pisang di sejumlah kabupaten di Kaltim, sehingga kejadian itu diantasipasi agar tidak terluang.
Menurut Ibrahim, ke depan komoditi pisang sangat potensial karena memiliki nilai strategis, yakni dijadikan andalan produk holtikultura di Kaltim untuk diolah menjadi berbagai bahan makanan, di samping juga tetap dijual per tandan atau per sisir seperti yang sudah lama dilakukan.
Selama ini, lanjutnya, petani hanya menjual pisang segar sehingga hasilnya tidak terlalu besar, karena pisang merupakan buah yang mudah rusak jika sudah matang, sehingga yang akan dijual dalam jumlah besar harus pisang yang mengkal.
Dia juga mengajak kepada semua pihak yang berkepentingan harus kreatif dan inovatif menjadikan pisang sebagai bahan utama makanan alternatif, seperti dapat dibuat membuat aneka kue, makanan bayi, kosmetik, dan aneka produk lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi. (*)