Sangatta (ANTARA Kaltim) - Para petani padi ladang di Desa Sangkima, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, berharap tanaman mereka aman dari gangguan hama, seperti hama tikus dan burung serta hama belalang sehingga produksi padi bisa meningkat.
Camat Sangatta Selatan H Hamka Kamis di Sangatta, Kamis. mengatakan, hama-hama jenis belalang, tikus dan burung merupakan hama paling merusak padi petani meski dijaga terus masing-masing pemilik kebun.
Camat Hamka mengatakan, saat ini padi ladang milik petani sudah memasuki usia 2 bulan, dan tidak lama lagi akan berbuah. Saat padi ladang mulai berbuah itulah biasanya hama mulai menyerang sampai ketika buah padi menguning hingga saat panen.
"Usia padi ladang enam bulan baru panen, makanya selama beberapa bulan petani harus menjaga dari serangan hama," kata Hamka.
Ia mengatakan, tiga desa di Kecamatan Sangatta Selatan yang memiliki lahan pertanian padi ladang, yakni Desa Sangkima lama dan Desa Sangatta Selatan dan Desa Sangkima, mencapai puluhan hektare dengan tingkat produksi mencapai ratusan ton setiap tahunnya.
Khusus di Desa Sangkima dan Desa Sangkima Lama paling luas karena memang mayoritas penduduknya adalah petani.
"Untuk petani padi ladang terbanyak dari etnis Suku Dayak dan Nusa Tenggara Timur sedangkan petani padi sawah dari etnis Bugis dan Jawa, kalau untuk bercocok tanam sayuran rata-rata jawa dan bugis," katanya.
Salah satu petani padi ladang, Selen (65 tahun) mengatakan, padi ladang miliknya dan beberapa orang petani lainnya sudah berumur sekitar dua bulan lebih dan saat panen diusia enam bulan, beda dengan padi sawah hanya tiga bulan.
Mudah-mudahan sampai masa panen nanti padi kami tidak diganggu hama tikus dan burung,supaya hasilnya bisa banyak dan bisa dijual untuk membeli kebutuhan di rumah.
"Karena yang menanam padi ladang ini rata-rata kami dari suku Dayak, karena sudah merupakan tradisi yang sulit ditinggalkan. Harapan kami tidak ada hama yang ganggu padi," kata Selen.
Ia mengatakan, bagi suku dayak di manapun berada asalkan tempat tinggalnya itu masih ada untuk bercocok tanam pasti menanam padi, meskipun sedikit.
Hal sama juga dikatakan Firna 32 tahun salah satu petani di desa Ssangkima Lama, berharap padi miliknya hasilnya bagus dan bebas hama, karena kalau diganggu hama hasilnya pasti jauh dari harapan.
"Kami hanya berharap hasil padi ladang karena tidak ada pekerjaan lain. Kami juga tidak cocok menanam padi di sawah karena kulit rusak, sedangkan kalau menanam padi ladang lebih enak dan ini budaya suku dayak yang tidak bisa dihapus," katanya. (*)
Petani Berharap Tanaman Padi Bebas Serangan Hama
Kamis, 29 November 2012 15:16 WIB