Balikpapan (ANTARA) - Fasilitas publik di Balikpapan mulai gunakan alat deteksi COVID-19 buatan Universitas Gadjah Mada berupa GeNose.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Balikpapan dr Andi Sri Juliarty, Kamis, menyebutkan, alat itu mulai digunakan di Pelabuhan Penyeberangan Feri Kariangau, Terminal Batu Ampar, Rumah Sakit Restu Ibu dan PAM Klinik di Balikpapan Super Blok.
“Bagaimana hasil penggunaannya di pelabuhan feri dan di terminal, kami masih komunikasikan dengan KKP,” katanya.
KKP atau Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah pihak berwenang di wilayah pelabuhan dalam hal kesehatan, termasuk pencegahan penyakit menular, yang melibatkan orang-orang yang berkegiatan di pelabuhan, termasuk juga di bandar udara.
Ia menjelaskan tujuan utama pemakaian GeNose adalah untuk melacak COVID-19.
"Baru RS Restu Ibu yang melapor resmi kepada Dinas Kesehatan,” ujarnya.
Di sisi lain, Wali Kota Rizal Effendi mengatakan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 belum bisa menerapkan penggunaan GeNose di fasilitas publik
"Penggunaan alat-alat untuk COVID-19 itu biasanya merujuk kepada ketentuan Kementerian Kesehatan. Jadi, kalau belum ada petunjuknya dari kementerian, kami tidak akan lakukan,” kata Wali Kota.
Dari berbagai praktik pengunaan, diketahui GeNose dapat mendeteksi keberadaan COVID-19 melalui embusan napas hanya dalam kurun waktu 80 detik.
Cara kerja GeNose adalah dengan mendeteksi Volatille Organic Compound (VOC). Mereka yang terpapar COVID-19, VOC-nya terbentuk dan bisa keluar melalui embusan napas.