Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Paser Taharuddin mengakui produksi beras lokal belum banyak diminati masyarakat setempat. Padahal kualitas beras lokal tidak jauh beda dengan beras dari luar.
“Pola pikir masyarakat belum ke arah pangan lokal, kebanyakan mereka masih mengkonsumsi beras dari luar daerah seperti beras dari Sulawesi dan Kalimantan Selatan. Padahal secara kualitas tidak jauh beda. Harapan kami, masyarakat bisa mengkonsumsi beras petani lokal,” katanya.
Pemkab Paser, kata dia, telah berupaya meningkatkan produksi pertanian salah satunya dengan memberikan bantuan bibit, alat-alat pertanian dan pembinaan lain terhadap kelompok tani.
Taharuddin mengatakan salah satu program pembinaan di DKP yakni Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM).
“Program ini wadah bagi para petani untuk menyerap gabah, untuk diolah menjadi beras kemasan, sehingga bisa menjadi brand (merek) lokal,” ujar Taharuddin.
Melalui PUPM Taharuddin berharap bisa tumbuh toko tani masyarakat, yang nantinya akan tumbuh otlet-otlet yang menyediakan pangan yang segar dan bebas pestisida.
Menurutnya sejak tahun 2019 DKP Paser sudah melakukan pembinaan dengan memberikan bantuan Rp200 juta kepada dua kelompok tani, yakni kelompok tani di Desa Sebakung Taka Kecamatan Long Kali dan kelompok tani Desa Suatang Keteban Kecamatan Pasir Belengkong.
“Hasil produksi sementara hanya diserap masyarakat sekitar, karena kita belum ada sentuhan dan mereka terkendala penggilingan,” katanya.
Dikemukakan Taharudin, pihaknya bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Paser akan bersinergi untuk memberdayakan dua kelompok tani tersebut, sehingga mereka bisa memanfaatkan dua unit penggilingan padi yang sudah berstandar.
“Dua unit penggilingan padi yang berada di Kecamatan long kali sudah modern, bisa jadi aset untuk mengembangkan beras lokal, karena alat itu bantuan dari pemerintah juga,” ujar Taharuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
“Pola pikir masyarakat belum ke arah pangan lokal, kebanyakan mereka masih mengkonsumsi beras dari luar daerah seperti beras dari Sulawesi dan Kalimantan Selatan. Padahal secara kualitas tidak jauh beda. Harapan kami, masyarakat bisa mengkonsumsi beras petani lokal,” katanya.
Pemkab Paser, kata dia, telah berupaya meningkatkan produksi pertanian salah satunya dengan memberikan bantuan bibit, alat-alat pertanian dan pembinaan lain terhadap kelompok tani.
Taharuddin mengatakan salah satu program pembinaan di DKP yakni Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM).
“Program ini wadah bagi para petani untuk menyerap gabah, untuk diolah menjadi beras kemasan, sehingga bisa menjadi brand (merek) lokal,” ujar Taharuddin.
Melalui PUPM Taharuddin berharap bisa tumbuh toko tani masyarakat, yang nantinya akan tumbuh otlet-otlet yang menyediakan pangan yang segar dan bebas pestisida.
Menurutnya sejak tahun 2019 DKP Paser sudah melakukan pembinaan dengan memberikan bantuan Rp200 juta kepada dua kelompok tani, yakni kelompok tani di Desa Sebakung Taka Kecamatan Long Kali dan kelompok tani Desa Suatang Keteban Kecamatan Pasir Belengkong.
“Hasil produksi sementara hanya diserap masyarakat sekitar, karena kita belum ada sentuhan dan mereka terkendala penggilingan,” katanya.
Dikemukakan Taharudin, pihaknya bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Paser akan bersinergi untuk memberdayakan dua kelompok tani tersebut, sehingga mereka bisa memanfaatkan dua unit penggilingan padi yang sudah berstandar.
“Dua unit penggilingan padi yang berada di Kecamatan long kali sudah modern, bisa jadi aset untuk mengembangkan beras lokal, karena alat itu bantuan dari pemerintah juga,” ujar Taharuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020