Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Wisata tambang dan petualangan di Kalimantan Timur, menjadi rekomendasi dari program Jelajah Tapak Komodo yang berlangsung 14-16 September di Balikpapan dan Samarinda.
"Potensi Kalimantan Timur ini luar biasa, tinggal dimodifikasi, ditata, dikreasikan sedemikian rupa, sudah bisa jalan dan menghasilkan uang," kata Sigit Tri Santoso, panitia dari majalah Mobilmotor, di Balikpapan, Selasa (18/9).
Wisata tambang pada hakikatnya adalah wisata alam juga. Karena itu bisa dibuat paket wisata yang sesuai. Bahkan, jelas Sigit, senior editor di Mobilmotor, wisata tambang dapat menarik minat turis manca negara.
"Di Australia ada yang seperti itu. Bekas tambang emas dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk dikunjungi. Para pengunjung diajak menjadi penambang emas lengkap dengan semua atributnya, lalu membuat emas batangan dari emas yang ditemukan, dan difoto dengan emas batangan yang dibuatnya. Mungkin kalau dia mau dia bisa beli sekalian emas itu. Saya kira di Kaltim juga bisa begitu dengan tambang batu baranya," lanjut Sigit.
Pada kesempatan itu ia juga menjelaskan bahwa program Jelajah Tapak Komodo memang dimaksudkan untuk melihat dan menggali potensi daerah, lalu berbagi ide bersama untuk mengelolanya dan tentang berbagai hal lain, terutama yang berkenaan dengan dunia otomotif.
"Wisata tambang itu, terutama wisata tambang batu bara, jelas tidak bisa lepas dari ikon dunia tambang, yaitu mobil `double cabin`," paparnya.
Bukan kebetulan, dalam seri di Balikpapan-Samarinda, Jelajah Tapak Komodo juga didukung PT Nusantara Indah, agen penjualan mobil "double cabin" Chevrolet Colorado yang baru dirilis April silam.
Jelajah Tapak Komodo akan berlangsung sebanyak lima seri. Seri di Balikpapan-Samarinda adalah seri keempat dan diikuti oleh 27 kendaraan "offroad" dari "offroader" Samarinda.
Nama Tapak Komodo berasal dari sponsor utama kegiatan ini, ban Savero Komodo, ban untuk keperluan medan berat dan "offroad" yang dikeluarkan oleh PT Gadjah Tunggal.
Sebelumnya sejak April lalu, Jelajah Tapak Komodo pertama berlangsung di Padang, Sumatera Barat, untuk menikmati panorama bukit dan pesisir pantai.
Dari Padang, seri kedua bergeser ke Lampung untuk melihat konservasi badak Sumatera.
"Ketika kami tiba di sana, seekor badak betina bernama Ratu melahirkan bayi yang sehat, satu peristiwa yang menurut para petugas di sana juga cukup langka," cerita Sigit.
Seri ketiga digelar di Solo, dimana para peserta, yaitu sejumlah "offroader" Kota Djokowi itu menyaksikan pemandangan indah di kaki Gunung Lawu.
Jelajah Tapak Komodo dijadwalkan akan berakhir di Bali pada November mendatang.
Menurut Sigit, pada semua seri yang diselenggarakannya, para "offroader" tampak sangat bersemangat dan menikmati perjalanan dan acara yang mengikutinya.
"Karena ada menginapnya juga yaitu di malam Minggu, kami isi dengan diskusi hal dunia otomotif dengan hidangan ikan bakar dan jagung bakar, santai, dan penuh keakraban. Pagi sebelum pulang, ada `game` khas `offroad` seperti melewati tantangan medan dengan waktu tertentu. Yang menang dapat hadiah `voucher` diskon beli ban Komodo," kata Ahmad Ridha, jurnalis Mobilmotor yang mengikuti seluruh seri, mulai dari Padang hingga Balikpapan. (*)
Kaltim Direkomendasikan Kembangkan Wisata Tambang
Selasa, 18 September 2012 12:47 WIB