Barong Tongkok (ANTARA) - Sebanyak 25 kepala sekolah serta pengawasa sekolah SD dan SMP di Kabupaten Kutai Barat mengikuti Bimbingan Teknis Pwengimbasan Program Penguatan Pendidikan karakter (PPK) yang terintegrasi dalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Program tersebut merupakan implementasi dari Perpres Nomor 87 Tahun 2017 dan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pendidikan Karakater di sekolah, kegiatan dilaksanakan di di SD Negeri 001 Barong Tongkok, Rabu.
Pelaksana yang bertantanggung jawab langsung terhadap pendidikan karakter yakni satuan pendidikan atau sekolah, sehingga Bimtek diberikan bagia kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Narasumber Bimtek dari kemndikbud Iwan Hernawan menjelaskan, pada tahun 2019 kegiatan Bimtek dilaksanakan pada 139 sekolah diseluruh wilayah Indonesia, salah satunya di Kabupaten Kutai Barat.
"Diawal ini untuk Kepsek dan pengawas sekolah tingkat SD dan SMP, sehingga penguatan karakter tingkat SD dan SMP dapat menjadi ruh bagi sekolah," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Barat Silfaus Ngampun mengapresiasi Kemendikbud yang memberikan Bimtek kepada 25 Kepsek dan pengawas sekolah di Kuta Barat.
Kegiatan ini merupakan pengimbasan kepada sekolah disekitarnya karena SDN 001 sebagai salah satu pilot projek program PPK, sehingga Bimtek mengimbas ke sekolah terdekat agar pola-pola penerapan pendidikan karakter dan pendidikan aman bencana dapat terealisasi.
"Saya mengapresiasi pemerintah pusat yang menyelenggarakan kegiatan ini, memang SDN 001 menjadi pilot projek pendidikan karakter dan diharapkan mengimbas ke sekolah lain, khususnya sekolah yang terdekat," katanya.
Pendidikan karakter ini dimulai dari hal kecil seperti barsi berbaris, disiplin dan menghormati orang tua, Pola seperti itu menjadi salah satu poin dalam pendidikan karakter.
Acara juga diisi oleh kreativitas anak dari SDN 001 yang menampilkan paduan suara dan tarian daerah.
Program PPK merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya dalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional.
Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revoluasi Mental (GNRM) yaitu Perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik.
Nilai-nilai utama adalah religius, nasionalis, mandiri gotong royong, dan integritas. Nilai-nilai itu iingin ditanamkan dan dipraktikan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahuia, dipahami dan diterapkan diseluruh sendi kehidupan di sekolah dan masyarakat.
PPK Lahir kesadaran karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, mnamun sekaligus melihat ada banyak harapan bagia masa depan bangsa.
Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spritual dam kelimuan.
Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.