Banjarmasin (ANTARA) - Dua negara, yakni, Filipina dan Seychelles dari Afrika Timur akan menandatangani kerja sama program Keluarga Berencana (KB) dengan Indonesia pada peringatan ke-26 tahun Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2019 yang diselenggarakan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) H Nofrijal dalam jumpa pers di gedung PWI Kalsel, Rabu, Harganas tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni adanya dua negara dan beberapa duta besar dari negara sahabat yang hadir.
Nofrijal mengatakan khususnya untuk Duta Besar Filipina dan Seychelles akan mendatangani kerja sama dengan Indonesia dalam bidang Keluarga Berencana. Khususnya lagi, bagi Filipina menyambung kerja sama yang sudah lama, yakni di bidang penyuluhan KB yang melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama.
"Filipina tertarik belajar dari Indonesia terkait penyuluh melibatkan tokoh agama, mungkin nanti kita pertemukan dengan beberapa tokoh kita," katanya.
Di Filipina program KB belum begitu berhasil menyeluruh seperti di Indonesia, sehingga negara itu terus berupaya menjalin kerja sama dengan Indonesia, yang dianggap berhasil menekan angka pertumbuhan masyarakat.
Dia mengatakan di Filipina itu pada daerah bagian utaranya sudah berhasil program KB-nya, tapi bagian selatan atau daerah Mindanao masih perlu gerakan seperti Indonesia lakukan.
Sementara itu untuk negara Syechelles, kata Nofrijal, baru membangun kerja sama dengan Indonesia terkait program KB ini.
"Kalau negara Syechelles ini banyak belajar tentang pelayanan kontrasepsi, mungkin itu," tuturnya.
Dia mengklaim, program KB di Indonesia sudah sangat maju, sehingga bisa mengurangi pertumbuhan penduduk secara signifikan.
"Alhamdulillah, program KB kita sudah tidak stagnan lagi atau kebuntuan yang berlangsung dari 2002 hingga 2012 hingga persentase kala itu bertahan per wanita subur 2,6 melahirkan," ucapnya.
Pada lima tahun terakhir ini, ujar Nofrijal, ada kemajuan di mana program KB nasional bisa memangkas sekitar 2,4 kelahiran bagi wanita subur.
Menurut dia, Indonesia selama 40 tahun ini bisa mengendalikan dan mengerem pertumbuhan penduduk hingga 120 juta.
"Kalau tidak ada program KB, diperkirakan penduduk Indonesia ini mencapai 400--500 juta jiwa, bisa dibayangkan banyaknya," kata Nofrijal.