Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan segera melakukan investigasi atas kasus tertabraknya sayap ekor pesawat Boeing 737-300 milik Batavia Air oleh tangga penumpang di Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Timur, Selasa (3/1).
"Kami akan inspeksi dan kemudian melakukan audit investigasi atas PT Citra Dunia Angkasa, Tarakan, perusahaan yang menyelenggarakan groundhandling untuk Batavia Air di Tarakan," tegas Rustino Prawiro, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII yang membawahkan semua bandara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, di kantornya di Balikpapan, Rabu.
Menurut Rustino, audit itu perlu karena dalam dunia penerbangan tidak ada ruang untuk kesalahan, dan setiap kesalahan taruhannya adalah nyawa yang jumlahnya ratusan jiwa.
Groundhandling adalah kru atau orang yang menangani semua kebutuhan pesawat dan penumpang di darat, mulai dari urusan tiket, bagasi, pengisian bahan bakar, mengantar penumpang ke pesawat, memasang dan melepas tangga, hingga membantu parkir pesawat.
Sebagian urusan groundhandling ini diserahkan kepada pihak ketiga, seperti pengisian bahan bakar dan memasang dan melepas tangga penumpang dari badan pesawat.
Menurut Rustino, besar kemungkinan kecelakaan yang membuat kerusakan pada left hand horizontal stabilizer atau sayap ekor sebelah kiri pesawat tersebut adalah kelalaian manusia atau kru groundhandling tersebut.
Pada Selasa (3/1) pukul 11.15 Wita, saat pesawat tersebut akan berangkat dari Bandara Juwata, Tarakan, menuju Bandara Sepinggan di Balikpapan, atap atau kanopi tangga penumpang untuk pintu belakang tersebut mengenai sayap ekor sebelah kiri tersebut sehingga sayap belakang itu penyok.
"Menurut dugaan saya sementara ini, kru darat terlambat mendorong tangga menjauhi badan pesawat sehingga ketika pesawat bergerak tangga itu masih dalam radius gerakan pesawat. Ini mungkin karena mereka yang mengurus tangga kekurangan orang. Faktor kelelahan dan lain-lain juga menjadi kemungkinan. Oleh sebab itulah diperlukan audit investigasi tersebut," jelas Kepala Otoritas yang baru bertugas 6 bulan di Balikpapan tersebut.
Akibat kejadian ini, penerbangan pesawat dengan nomor penerbangan Y6-251 tersebut ditunda. Batavia Air segera mengevakuasi penumpang dari pesawat.
Menurut Kusdalyadi, Koordinator Sales di Kantor Perwakilan Batavia Air di Balikpapan, dari 107 penumpang pesawat tersebut, sebagian penumpang diistirahatkan di hotel di Tarakan, sebagian kemudian kembali dan menunggu di rumah masing-masing. Menurut sumber lain, sebagian penumpang ditransfer ke penerbangan Lion Air pukul 12.30 yang juga menuju Balikpapan pada hari itu juga.
"Sebagian penumpang tersebut kami sertakan dalam penerbangan hari yang dilayani oleh pesawat yang sama," ujar Kusdalyadi.
Segera setelah kejadian itu, Batavia Air mengirim mekanik dan suku cadang ke Tarakan untuk memperbaiki pesawat tersebut. Menurut laporan yang diterima Rustino, pesawat mulai diperbaiki pukul 14.00 dan sudah selesai menjelang sore.
"Setelah perbaikan selesai, dengan alat khusus kami segera menjalankan NDT, non destructive test, yaitu untuk mengecek bodi pesawat di sekitar titik benturan apakah terjadi kerusakan lain seperti retakan atau pecahan, baik terlihat atau tidak," papar Rustino.
Hasil tes membuktikan tidak ada kerusakan lain yang menimpa pesawat. "Sebab itu pesawat saya izinkan untuk terbang kembali," ujar Rustino.
Sebelumnya, sambil menunggu perbaikan pesawat tersebut, Batavia Air terpaksa mengirimkan pesawat cadangan dari Jakarta untuk mengangkut penumpang Balikpapan tujuan Surabaya yang sedianya diangkut oleh pesawat yang terlibat insiden tersebut.
"Sempat terjadi delay, keterlambatan hingga 175 menit selama masa menunggu pesawat dari Jakarta tersebut," kata Kusdalyadi.
Selama masa menunggu tersebut, penumpang sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77/2011, menurut Kusdalyadi, telah diberikan hak-haknya seperti makan siang dan beristirahat serta menunggu di tempat yang representatif di Bandara. (*)