Samarinda (ANTARA) - Alat transportasi darat dan laut yang tersedia untuk rute tertentu nampaknya menjadi alternatif pilihan bagi warga masyarakat yang merasa keberatan terhadap makin tingginya harga tiket transportasi udara sejak awal tahun 2019.
Diakui dalam beberapa pekan terakhir, jumlah penumpang angkutan udara jauh menurun sehingga sejumlah Bandara di tanah air terlihat sepi dan lengang, bahkan kondisi berimbas kemana-mana.
Pemerintah pusat dan pengelola jasa transportasi udara nampaknya hingga kini masih belum berbuat banyak terkait dengan keluhan masyarakat dan pemerintah daerah terhadap tinggi harga tiket pesawat.
"Sepertinya posisi masyarakat pengguna jasa transportasi udara dan pemerintah daerah yang banyak terkena imbas harga tiket mahal cukup lemah, sehingga harus mengadu kemana lagi," kata seorang pengguna jasa transportasi udara di Samarinda.
Seperti di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan periode Januari-Februari 2019 yang alami penurunan jumlah penumpang sekitar 24,22%, kendati diakui itu juga ada imbas dari beroperasinya Bandara APT Pranoto Samarinda.
Dikatakan, periode Januari-Februari 2019 jumlah penumpang sekitar 897.830 orang atau turun dari 1.184.745 orang pada periode sama tahun 2018.
Pun demikian dengan geliat arus transportasi penumpang kapal laut yang oleh PT. Pelni dilaporkan naik sekitar 42 persen pada Februari 2019 yakni sebanyak 243.445 orang dari sebelumnya periode Februari 2018 hanya 171.243 orang.
Hal itu, diakui selain karena dampak dari tingginya harga tiket pesawat, juga karena masih adanya bagasi gratis 50 Kg bagi penumpang kapal Pelni.
Sedangkan angkutan darat antar provinsi juga terlihat alami lonjakan yang cukup berarti, seperti terpantau di Terminal Regional Samarinda Seberang yang dalam beberapa pekan terakhir mengalami peningkatan jumlah penumpang.
Menurut seorang petugas loket bus angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) Terminal Samarinda Samarinda, penumpang Bus Samarinda (Kaltim) - Banjarmasin (Kalsel) terus melonjak dan puluhan bus yang melayani selalu terisi penuh.
Seperti saat ini, seluruh kapasitas bus yang berangkat dari Samarinda ke Banjarmasin penuh hingga keberangkatan Sabtu (9/3).
Memang pengaruh harga tiket pesawat yang tinggi mendorong banyak pengguna jasa transportasi beralih ke angkutan darat Samarinda-Banjarmasin yang menempuh perjalanan sekitar 12 - 15 jam dengan tarif jauh dibanding angkutan udara.
Tarif angkutan darat Samarinda-Banjarmasin berkisar antara Rp175.000 untuk non-AC dan Rp230.000 full-AC, sedangkan untuk tiket pesawat Samarinda-Banjarmasin di atas Rp800.000 dan Balikpapan - Banjarmasin di atas Rp600.000.
Pada momen tertentu misalnya saat ada kegiatan haul KH. Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul di Martapura, Kalsel yang jatuh pada Minggu (10/3), harga tiket pesawat sejak sepekan terakhir melonjak misalnya Balikpapan-Banjarmasin paling murah Rp1,6 juta/orang itupun terpaksa harus satu kali transit.
Ketika dicek di laman penjualan tiket online, untuk keberangkatan Jumat (8/3) dan Sabtu (9/3) Balikpapan-Banjarmasin sudah tidak tersebut untuk penerbangan yang langsung, kecuali satu dan dua kali transit dengan harga tiga kali lipat dari tarif normal kisaran Rp600.000/orang.