Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Manajemen Persisam Putra Samarinda mengabaikan surat PT Liga Prima Indonesia (LPI) Sportindo terkait permintaan konfirmasi ulang keikutsertaan klub mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) musim 2011-2012.
"Buat apa ditanggapi, selama mereka tidak mengakomodir tuntutan kita untuk menegakan kembali statuta dan mengakui hasil konggres yang telah dilaksanakan," kata Presiden Direktur Persisam Putra, Harbiansyah Hanafiah di Samarinda, Selasa.
Bahkan Harbiansyah menilai, surat yang dikeluarkan oleh PT LPI Sportindo itu salah alamat, karena sesuai dengan isi surat itu, harusnya ditujukan kepada klub yang mengikuti Liga Primer Indonesia (LPI) musim lalu, bukan klub Indonesia Super Liga (ISL) yang merupakan anggota resmi PSSI.
Pasalnya kata Harbiansyah, Persisam bersama dengan 13 klub sudah sepakat menolak PT LPI Sportindo sebagai penyelenggara kompetisi musim ini, dan tetap menghendaki PT Liga Indonesia sebagai penyelengara yang sah sesuai dengan hasil konggres PSSI di Bali dan tertuang dalam statuta PSSI.
"Kami 14 klub masih solid untuk menolak PT LPI, adapun mereka mengatasnamakan PSSI sebagai perlindungan kompetisi yang mereka gelar, kamipun juga bisa," tegas Harbiansyah.
Persisam, kata Harbiansyah tidak takut menerima resiko apapun dari surat yang menyebutkan "dead line" balasan pada tanggal 26 Oktober 2011 ini, karena surat PT Liga Prima Indonesia Sportindo yang bernomor No: 0008/LP-1/X/2011 tentang Konfirmasi (Ulang) keikutsertaan klub dalam Kompetisi IPL 2011-2011 penuh dengan kejanggalan dan cacat hukum.
Dipaparkan Harbiansyah, selain tidak ada stempel resmi dari organisasi pengirim surat, surat yang diterima pada tanggal 18 Oktober 2011 oleh sekretariat Persiam itu juga tidak dibubuhi tanda tangan orang yang berkompetensi untuk mengeluarkan surat tersebut.
"Suratnya kosong begitu saja, tak ada stempel juga tanda tangan Widjajanto selaku Chief Executive Officer di PT Liga Prima Indonesia Sportindo, apakah surat begini dianggap sah," papar Harbiansyah.
Harbiansyah semakin heran dengan keputusan PSSI menunjuk PT LPI Sportindo sebagai penyelenggara kompetisi, karena dinilai sangat jauh dari ukuran profesional.
"Buktinya mengeluarkan surat resmi saja sudah salah kaprah, apalagi melaksanakan kompetisi, apakah tidak tambah amburadul," tegas Harbiansyah mengakhiri. (*)