Long Bagun (ANTARA Kaltim) - Gadis asal Long Bagun Ilir, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, mengaku keinginannya naik kapal dari tempat tinggalnya hingga Kabupaten Kutai Barat, karena ingin bernostalgia mengenang masa kecilnya, walau waktu yang dibutuhkan cukup lama.
"Waktu saya masih kecil, bapak saya adalah nakhoda kapal rute Long Bagun-Samarinda, jadi waktu masih usia SD dulu, saya sering ikut kapal, sampai saya hapal tempat-tempat singgah kapal di sepanjang Sungai Mahakam ini," ujar Veronika Semare, warga Long Bagun Ilir, ditemui di atas kapal tujuan Samarinda, Sabtu.
Waktu tempuh kapal ini dari Long Bagun ke Tering, Kutai Barat, sekitar sembilan jam dengan kapal, sementara jika menggunakan speedboat sekitar empat jam.
Sedangkan Long Bagun- Samarinda antara 27-28 jam, yakni berangkat mulai Long Bagun pukul 07.00 waktu setempat, akan sampai di Samarinda sekitar pukul 11.00 keesokan harinya (bermalam di kapal) dengan harga tiket Rp350 ribu. Sedangkan jika hanya sampai Tering dengan harga Rp100 ribu per orang.
Lamanya perjalanan hingga 28 jam tersebut karena kapal sering singgah di beberapa "dermaga tikus" di sepanjang perkampungan yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Mahakam Ulu, Kutai Barat, dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Singgahnya kapal ke banyak dermaga karena harus menaikkan dan menurunkan penumpang.
Waktu tempuh menuju hilir ini jauh lebih cepat ketika menuju hulu, karena dari Samarinda ke Long Bagun membutuhkan waktu hingga 54 jam yang reguler atau dua malam tiga hari.
Panjangnya waktu tempuh karena kapal harus berhenti lama guna membongkar dan menurunkan barang, terutama sembilan bahan kebutuhan pokok yang dibeli dari Samarinda untuk kebutuhan warga di kawasan hulu Mahakam yang tersebar di tiga kabupaten tersebut.
Vero mengaku sejak ayahnya tidak lagi menjadi nakhoda ketika ia masih SD, sejak saat itu pula ia tidak lagi naik kapal ketika ke hilir sampai ia lulus kuliah, namun lebih memilih naik speedboat sampai ke Tering agar lebih cepat, kemudian melanjutkan melalui jalur darat ke Samarinda.
"Sekarang saya kembali naik kapal lagi karena selain untuk mengenang masa lalu, juga karena bareng dengan teman-teman yang naik kapal ke Samarinda. Ternyata asyik juga mengenang tempat-tempat yang dulu sering disinggahi kapal ayah," tuturnya. (*)