Penajam (ANTARA Kaltim) - Kontak Tani dan Nelayan Andalan Kabupaten Penajam Paser Utara menagih janji Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terkait rencana pembangunan bendung gerak Sungai Talake di Kabupaten Paser, sebagai sumber air irigasi lahan persawahan.
"Pembangunan bendung gerak Sungai Talake di Kabupaten Paser berpengaruh besar untuk peningkatan hasil penen petani di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, karena selama ini pengairan sawah petani mengandalkan hujan," kata Ketua KTNA Kabupaten Penajam Paser Utara Pitoyo ketika ditemui di Penajam, Sabtu.
Menurut ia, potensi pertanian di Kecamatan Babulu hingga kini belum bisa dioptimalkan, karena terkendala sumber air untuk pengairan ribuan hektare lahan persawahan di daerah itu.
"Sejak Kabupaten Penajam Paser Utara terbentuk 15 tahun lalu, sampai sekarang para petani masih terkendala sumber air irigasi untuk pengairan lahan persawahan," ujar Pitoyo.
Bahkan, upaya Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara membangun sejumlah sarana dan prasarana irigasi juga tidak berfungsi maksimal, sebab sumber air yang ada tidak memadai.
"Kami minta Pemprov Kaltim menepati janji terkait pembangunan bendung gerak Sungai Talake," tambah Pitoyo.
Pembangunan bendung gerak Sungai Talake telah direncanakan Pemprov Kaltim saat pelaksanaan Pekan Daerah KTNA 2016, namun sampai saat ini belum terealisasi.
Kendala utama pertanian di wilayah Penajam Paser Utara, lanjut Pitoyo, adalah masalah pengairan, karena selama ini pengairan lahan persawahan menggunakan sistem tadah hujan, sehingga hasil panen tidak maksimal.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara diharapkan juga mengupayakan pembuatan sumur bor untuk pengairan lahan persawahan saat musim kemarau.
"Irigasi di wilayah Babulu hanya berfungsi saat musim hujan, sebab sumber air dari sungai yang ada tidak memadai," tambah Pitoyo.
Dari sekitar 7.000 hektare lahan persawahan produktif di wilayah Babulu, baru sekitar 50 persen yang bisa ditanami, selebihnya terkendala pengairan.
Pitoyo menjelaskan potensi pertanian di Kecamatan Babulu cukup besar, namun sejauh ini baru bisa menanam padi satu kali dalan setahun, karena terkendala irigasi untuk pengairan lahan persawahan. (*)