Samarinda (ANTARA Kaltim) - Perputaran uang selama pelaksanaan Pekan Daerah Kontak Tani dan Nelayan Andalan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur di Kabupaten Penajam Paser Utara pada 10-14 Mei 2016, diperkirakan mencapai Rp2,5 miliar.
"Jumlah sebesar itu belum termasuk pengeluaran dari tim peninjau dan pendamping yang menginap di hotel kelas melati, karena untuk tim ini perhitungannya masih kami lakukan," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kaltim Fuad Asaddin di Samarinda, Senin, saat memaparkan hasil pelaksanaan Pekan Daerah KTNA 2016.
Perkiraan peredaran uang sebesar itu, lanjut Fuad, dihasilkan dari lebih kurang 1.484 peserta yang hadir, sebanyak 1.301 peserta di antaranya menginap di rumah penduduk dengan tarif Rp125.000 permalam untuk satu orang.
"Ini berarti jumlah pengeluaran peserta untuk sewa rumah selama berlangsungnya Pekan Daerah KTNA Kaltim yang dipusatkan di tiga desa di Kecamatan Babulu, yakni Desa Gunung Intan, Gunung Makmur, dan Gunung Mulia sebesar Rp813,12 juta," tambahnya.
Perhitungan selanjutnya adalah peserta utama mendapat bekal dari kabupaten/kota senilai Rp600.000 perorang dan membawa uang saku sendiri rata-rata Rp500.000 perorang.
Jika rata-rata satu peserta membelanjakan uangnya Rp750.000, maka uang yang beredar selama lima hari penyelenggaraan acara tersebut mencapai Rp1,113 miliar, sehingga total dengan untuk pembayaran sewa rumah menjadi Rp2,5 miliar lebih.
"Dari perputaran uang ini, berarti tujuan kami menyelenggarakan Pekan Daerah KTNA di Penajam Paser Utara telah sukses mengangkat ekonomi kerakyatan, karena selain melibatkan warga dalam pemondokan, juga para pelaku UMKM mendapat rejeki dari peserta dan tamu undangan," kata Fuad Asaddin.
Dari kegiatan itu, terutama KTNA Expo, tambah Fuad, mampu menumbuhkan pedagang kecil baik makanan, minuman, aksesoris maupun cinderamata, sehingga masyarakat turut merasakan manfaatnya.
Menurut ia, jumlah pedagang makanan dan minuman khusus di area Pekan Daerah KTNA di Desa Gunung Mulia dan Desa Gunung Intan tercatat ada 52 kios dengan satu kios ditempati satu hingga dua pedagang.
Selain di tenda resmi yang didirikan panitia, di sekitar kawasan itu warga juga berjualan aneka makanan dan kebutuhan lain, bahkan barang yang dijual ada juga di luar dari kebutuhan untuk kegiatan pertanian dan perikanan.
"Pada malam pembukaan dan penutupan yang diselingi dengan malam hiburan, jumlah pengunjungnya membludak. Kondisi ini tentu dibarengi dengan meningkatnya penjualan makanan atau minuman oleh penjual di sekitar lokasi kegiatan," ucap Fuad lagi. (*)