Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) yakin pemerintah dapat segera membebaskan tujuh kru "tugboat" atau kapal tunda Charles yang disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf Grup.
"Setelah ikut mendampingi keluarga dan istri kru kapal tunda Charles dan mendengar komitmen Mengkopolhukam Wiranto, kami yakin pemerintah dapat segera membebaskan sandera," ujar salah seorang pengurus PPI Samarinda, yang juga ikut mendampingi istri dan keluarga kapal tunda Charles ke Jakarta, Kapten Amrullah yang dihubungi dari Samarinda, Jumat.
Ia bersama istri dan keluarga kru kapal tunda Charles, berangkat ke Jakarta (31/7) kemudian mengunjungi "crisis center" pada Senin (1/8) dan Selasa (2/8).
Sebelum ke Jakarta lanjut Amrullah, keluarga dan istri kapal tunda Charles kesulitan mendapatkan informasi terkait upaya pemerintah membebaskan sandera.
"Mungkin karena terkendala jarak sehingga terjadi kesenjangan komunikasi antara pemerintah, perusahaan dan keluarga kru kapal tunda Charles. Jadi, selama ini mereka bingung dan tidak tahu mau mencari informasi kemana, sebab perusahaan juga bergantung informasi dari pemerintah di Jakarta," katanya.
"Melalui pertemuan di Jakarta itulah, kami (PPI) minta agar komunikasi dengan keluarga kru kapal tunda Charles, perusahaan dan pemerintah dibehani sehingga mereka tidak kebingungan dan semakin cemas," tuturnya.
Dari pertemuan tersebut tambahnya, PPI melihat sudah ada kemajuan pada upaya pembebasan sandera yang dilakukan pemerintah melalui "crisis center".
"Sejauh ini, kami melihat komunikasi dengan penyandera sudah terbangun dengan baik dan sampai saat ini, tim di `crisis center` sudah bekerja ke arah yang lebih baik. Jadi, kami yakin, pemerintah terus berupaya keras untuk membebaskan seluruh sandera," katanya.
Ia juga mengatakan, dari hasil kunjungan ke "crisis center" tersebut diketahui, ketujuh sandera dalam kondisi baik.
"Jika dikatakan mereka baik mungkin tidak. Yang jelas, secara psikologis mereka tertekan. Tapi kami yakin, tiga kru kapal tunda Charles yang selama ini jarang terdengar tidak berada jauh lokasinya dengan empat kru lainnya," kata Amrullah.
Tujuh kru kapal tunda Charles milik PT Rusianto Bersaudara, disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf sejak 22 Juni 2016.
Saat itu, kapal tunda Charles berlayar pulang ke Samarinda setelah mengantar batu bara ke Filipina.
Namun, saat melintas di wilayah perairan Pulau Jolo, mereka dicegat oleh dua kelompok bersenjata dalam waktu berbeda.
Kelompok pertama yang menyandera Ferry Arifin (nahkoda) bersama Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edi Suryono (Masinis II), diduga salah satu faksi dari Abu Sayyaf Grup.
Kemudian kelompok kedua yang juga salah satu faksi Abu Sayyaf Grup yakni Al Habsy, menyandera Ismail (Mualim I), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), serta Muhammad Robin Piter (juru mudi). (*)
PPI Yakin Pemerintah Bisa Segera Bebaskan Sandera
Sabtu, 6 Agustus 2016 11:51 WIB