Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana menurunkan bunga kredit pinjaman menjadi tujuh persen pada 2017 supaya mempermudah pelaku usaha mendapatkan bantuan dana modal dari perbankan untuk menjalankan usaha.
"Sekarang ini bunga kita tertinggi di ASEAN. Kalau Thailand bisa 7 persen, kita tidak bisa lebih tinggi dari itu. Jadi akhir tahun depan Insha Allah semua bunga menjadi tujuh persen," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Indonesia Property Expo di JCC Jakarta Selatan, Sabtu.
Menurut Wapres, pemberian bunga tinggi tidak dapat menguntungkan Pemerintah Indonesia dan tidak sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3.
"Kita sudah mengalami keburukan dengan menerapkan kebijakan bunga tinggi. Tetapi semua itu justru menguntungkan asing, tidak menguntungkan bangsa ini. Uang digaruk ke luar (negeri), bukan ke dalam," tambahnya.
Untuk menggerakkan perekonomian di Tanah Air, Pemerintah berupaya menjalankan kebijakan tersebut dalam waktu yang tidak lama lagi.
"Oleh karena itulah Pemerintah akan menjalankan kebijakan itu dalam waktu tidak terlalu lama, agar semua dunia usaha berkembang sebaik-baiknya," kata Wapres.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, penurunan suku bunga perbankan akan diberlakukan sebesar single digit point, dan diberlakukan pada empat bank BUMN terlebih dahulu.
"Suku bunga perbankan bisa diturunkan, pokoknya single digit. Tentunya yang bisa dilakukan paling utama memang dengan bank BUMN, karena sebagai pemain empat bank itu bisa dikatakan yang terbesar di perbankan nasional," kata Rini.
Penurunan suku bunga bank tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat, kata Rini, menyusul pembicaraan dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad.
"Insya-Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama, dalam beberapa bulan ini, karena memang masih ada beberapa hal yang harus kami detilkan dengan BI dan OJK," ujarnya. (*)
Bunga Kredit Pinjaman Bank Diturunkan menjadi 7 Persen
Minggu, 14 Februari 2016 11:39 WIB