Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sepanjang Juni 2015 Provinsi Kalimantan Timur mengalami inflasi sebesar 0,93 persen sebagai akibat dari naiknya kebutuhan masyarakat, seperti kelompok bahan makanan, pangan dan makanan jadi.
"Penyumbang inflasi terbesar sepanjang Juni adalah kelompok bahan makanan karena masuknya Ramadhan. Kebutuhan bahan pangan masyarakat meningkat sehingga berimbas pada harga bahan makanan juga naik," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Aden Gultom di Samarinda, Rabu.
Bahan makanan yang berinflasi itu antara lain buah-buahan yang naik 6,08 persen, daging dan hasil-hasilnya berinflasi 5,76 persen, ikan segar berinflasi 3,13 persen, padi-padian dan umbi-umbian berinflasi 2,35 persen, serta bumbu-bumbuan seperti cabai, bawang, dan lainnya berinflasi 2,96 persen.
Untuk kelompok perumahan berinflasi 0,21 persen. Kelompok ini terdiri dari biaya tempat tinggal berinflasi 0,05 persen, bahan bakar, penerangan dan air berinflasi 0,26 persen, perlengkapan rumah tangga berinflasi 1,21 persen, dan penyelenggaraan rumah tangga berinflasi 0,45 persen.
Pada kelompok sandang terjadi inflasi 0,50 persen yang ditunjukkan oleh kenaikan harga pada sandang laki-laki berinflasi 0,26 persen, sandang wanita juga berinflasi 0,26 persen, sandang anak-anak berinflasi 0,92 persen, dan sandang lainnya berinflasi 0,53 persen.
Kelompok yang paling rendah mengalami inflasi adalah pendidikan, rekreasi dan olah raga yang hanya 0,19 persen dengan rincian jasa pendidikan dan tempat kursus tidak mengalami perubahan, peralatan pendidikan berdeflasi minus 0,11 persen, rekreasi berinflasi 0,78 persen, dan olah raga berinflasi 0,91 persen.
Jika dirinci menurut kota yang ditetapkan sebagai Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kaltim atau kota sebagai patokan untuk mengukur laju inflasi, maka Samarinda berinflasi 0,80 persen, Balikpapan berinflasi 1,23 persen, dan Kota Tarakan berinflasi sebesar 0,57 persen.(*)