Samarinda (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memperkuat pendidikan vokasi dengan mengintegrasikan muatan lokal ke dalam pembelajaran.
“Penyusunan muatan lokal merupakan bagian dari peningkatan daya saing kita di Kalimantan Timur,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Kaltim Armin di Samarinda, Senin.
Dalam lokakarya Penyusunan Bahan dan Perangkat Ajar Muatan Lokal SMK, ia mengatakan Disdikbud Kaltim masih perlu kerja keras untuk membuat anak-anak nyaman di sekolah.
Pihaknya terus mendorong kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Sinergi ini bertujuan untuk memperluas akses pelatihan dan sertifikasi bagi guru serta peserta didik SMK.
"Kita ingin lulusan SMK di Kalimantan Timur tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja," ucapnya.
Itu sebabnya, lanjut Armin, sinergi dengan dunia usaha dan industri perlu terus diperkuat. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pendidikan tidak hanya berorientasi pada keterampilan teknis.
"Pendidikan juga harus fokus pada pembentukan karakter dan kepedulian sosial. Kerja bakti, bersih-bersih, dan gotong royong adalah bagian dari pendidikan," ungkap Armin.
Menurutnya, pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kepedulian terhadap lingkungan. Karena itu muatan lokal lingkungan juga menjadi bagian penting yang perlu dikembangkan di sekolah.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berbagi gagasan untuk membangun pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Kegiatan ini diikuti oleh guru muatan lokal perwakilan SMK di Samarinda. Turut hadir pula Kepala Bidang Pembinaan SMK Surasa.
Sementara itu Pengawas Sekolah tingkat SMK Disdikbud Kaltim Rihadini menambahkan melalui kegiatan ini peserta diharapkan dapat menyusun bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang tepat. Bahan ajar muatan lokal tersebut berakar pada budaya, potensi, dan sumber daya khas Kaltim.
"Program ini juga bisa melahirkan inovasi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja," kata Rihadini.
