Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menargetkan peningkatan produktifitas pangan khususnya beras mencapai 400 ribu ton per tahun dalam upaya mewujudkan swasembada pangan di daerah.
Wakil Gubernur Provinsi Kaltim, Seno Aji di Kutai Kartanegara, Rabu menjelaskan, saat ini produksi baru sekitar 250 ribu ton. Untuk itu, Pemprov Kaltim terus mendorong para petani bersama masyarakat dan pemerintah agar dapat mengoptimalkan lahan sawah yang ada.
“Langkah yang kita lakukan antara lain memberikan subsidi pupuk bekerja sama dengan Pupuk Kaltim serta berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian agar membantu menghadirkan peralatan pertanian modern di Kaltim,” kata Seno Aji pada kegiatan syukuran panen raya padi bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mangkurawang, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Wagub mengatakan, panen raya ini menjadi bukti keberhasilan petani dalam mendukung program swasembada pangan daerah.
“Lahan sawah di Mangkurawang dengan luas sekitar 120 hektare. Panennya mencapai kurang lebih empat ton per hektare,” katanya.
Wagub menegaskan, melalui panen raya ini pemerintah optimistis program peningkatan produksi beras di Kaltim dapat terwujud. Harapannya, para petani mampu meningkatkan intensitas panen hingga tiga kali dalam setahun.
“Prinsipnya, dengan produktivitas yang baik dari panen padi, ditambah dengan luasnya lahan produksi, target swasembada pangan bisa tercapai di Kaltim pada 2026,” kata Seno Aji.
Kebutuhan beras di Kaltim per tahun diperkirakan mencapai 350 ribu ton. Namun, produksi beras lokal hanya mampu memenuhi dari sebagian kebutuhan.
Produksi beras lokal di Kaltim dihasilkan oleh dua daerah, yakni Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Untuk memenuhi defisit beras tersebut, saat ini Kaltim bergantung dari wilayah yang memiliki surplus produksi beras, seperti Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan beberapa daerah lain di Kalimantan.
Selain itu, Bulog juga mendistribusikan beras dari stok nasional yang berasal dari berbagai daerah ke Kaltim.
