Samarinda (ANTARA Kaltim) - Masyarakat yang tinggal di pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara, kesulitan mendapatkan air tawar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena letak geografis daerahnya yang berada di sekitar lautan.
Keluhan soal air tawar tersebut diungkapkan anggota DPRD Kaltim Mursidi Muslim di Samarinda, Jumat, usai melakukan kunjungan ke tiga desa di pesisir Kutai Kartanegara, yakni Desa Sepatin, Tani Baru dan Muara Pantuan, ketiganya di Kecamatan Anggana.
Untuk memenuhi kebutuhan air tawar, masyarakat ketiga desa itu harus membeli ke Kecamatan Anggana yang jarak tempuhnya sekitar dua jam menggunakan kapal.
"Bagi masyarakat yang punya kapal, air tawar bisa terpenuhi. Sementara bagi mereka yang ekonominya sulit, hal itu menjadi kendala besar. Butuh biaya yang cukup besar untuk mendapatkan air tawar yang dibeli di desa seberang," kata Mursidi.
Ia menambahkan bahwa saat musim kemarau, kondisi warga semakin sulit, karena selama ini mereka mengandalkan air hujan untuk dikonsumsi.
"Sebelumnya masyarakat sudah mencoba membuat sumur untuk mendapatkan air tawar, tapi tak juga menemukan mata air," imbuh Mursidi.
Ia menambahkan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, masyarakat berharap ada bantuan dari pemerintah berupa bantuan air tawar yang ditempatkan pada penampungan air di masing-masing desa untuk kemudian dibeli masyarakat.
"Hal ini untuk mempermudah, sehingga masyarakat tidak perlu lagi menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan air," ujar Mursidi.
Selain persoalan air tawar, keluhan lain yang disampaikan masyarakat, di antaranya kurangnya tenaga kesehatan, baik dokter maupun bidan.
Kelangkaan tenaga medis tersebut menyebabkan angka kematian ibu dan bayi di tiga desa tersebut tergolong tinggi.
"Mungkin hanya dokter yang memiliki jiwa sosial tinggi mau tinggal dan ditugaskan di sana. Namun, mereka sangat berharap pemerintah dapat memberikan perhatian serius terhadap persoalan tersebut," tambahnya. (*)
Masyarakat Pesisir Kutai Kartanegara Kesulitan Air Tawar
Sabtu, 14 Maret 2015 0:10 WIB
Bagi masyarakat yang punya kapal, air tawar bisa terpenuhi. Sementara bagi mereka yang ekonominya sulit, hal itu menjadi kendala besar. Butuh biaya yang cukup besar untuk mendapatkan air tawar yang dibeli di desa seberang,"