Samarinda (ANTARA) - Jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan berkat penanganan intensif yang dilakukan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Kaltim.
"Penanganan secara intensif ini melibatkan pihak terkait baik Pemprov Kaltim, pemerintah kabupaten/kota, swasta, lembaga, masyarakat, kader, dan edukasi oleh media," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Kaltim Nurizky Permanajati di Samarinda, Selasa.
Penurunan jumlah KRS ini dapat dilihat dari perubahan tiap semester per tahun, yakni pada semester dua 2022 tercatat ada 156.860 KRS, pada semester dua 2023 turun menjadi 135.309 KRS, dan semester dua 2024 turun lagi menjadi 117.689 KRS.
Untuk tahun ini, katanya, salah satu yang didorong dalam penanganan stunting melalui Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting), yakni intervensi keluarga rentan stunting untuk penyaluran bantuan yang sesuai kebutuhan KRS.
Sedangkan sistem kerja yang dilakukan, kata dia, melalui kolaborasi dengan kader posyandu, influencer, parenting, psikolog anak, dokter spesialis anak, LSM, dan pemda, dengan target layanan sebanyak satu satu juta KRS secara nasional.
Program Genting yang merupakan program besar Quick Win, lanjut dia, merupakan gerakan gotong royong untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
“Target Program Genting tahun ini adalah satu juta KRS secara nasional, sementara di Kaltim sebanyak 117.689 KRS, dengan giat difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yakni konsentrasi pada ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta,” katanya.
Kemendukbangga/ BKKBN, lanjut dia, juga mengutamakan pentingnya pelaksanaan sosialisasi, advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi Program Bangga Kencana dan Program Quick Win.
“Dalam hal ini media berperan penting membantu meningkatkan citra, wibawa, dan kepercayaan masyarakat terhadap tugas dan fungsi Kemendukbangga/BKKBN, baik terkait kependudukan, KB, penanganan stunting, dan tugas lain,” katanya.
Quick Win, kata dia, harus terus digaungkan kepada masyarakat agar mengetahui dan berpartisipasi dalam kebijakan pemerintah melalui Program Bangga Kencana, sehingga perlu adanya penyebaran informasi dan edukasi kepada masyarakat secara terus menerus.