Balikpapan (ANTARA) - Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Balikpapan Ahmad Muzakkir mengatakan toko penyeimbang di Kota Balikpapan merupakan hasil kolaborasi pemerintahan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam hal ini Perumda Tirta Manuntung Sukses.
"Mereka semua berkolaborasi dan menyiapkan ini dalam waktu dua pekan, dari pemerintahan itu ada Dinas Perdagangan (Disdag) dan Dinas Pertanian," jelas Muzakkir dalam peluncuran pasar penyeimbang di Pasar Klandasan Kota Balikpapan, Jumat (25/10).
Muzakkir mengemukakan, saat dia diberikan tugas untuk memimpin sementara Kota Balikpapan mengingat pemimpin Kota Balikpapan sedang menjalani masa cuti kampanye, ia mendapatkan informasi bahwa Balikpapan belum memiliki toko penyeimbang.
"Dan saya memerintah pihak yang berkolaborasi itu agar segera dalam waktu 2 Minggu untuk mempercepat pembuatan toko penyeimbang," akunya.
Muzakkir menyampaikan bahwa dirinya sangat memahami bahwa Kota Balikpapan merupakan kota jasa serta kota industri. Sebagai konsekuensi, tentu rata-rata memiliki aktifitas di bidang tersebut.
"Ada 70 persen aktifitas di Kota Balikpapan adalah jasa, sehingga memang sangat penting kehadiran toko penyeimbang untuk memastikan inflasi ini dapat dikendalikan dan kebutuhan pangan masyarakat bisa tersedia dengan baik," jelas Muzakkir.
Toko penyeimbang di Balikpapan, secara seremoni di luncurkan di Pasar Klandasan yang terletak di pusat Kota Balikpapan, secara keseluruhan kata Muzakkir Balikpapan memiliki dua pasar penyeimbang yaitu di Klandasan serta Pasar Pandansari yang berlokasi di Kecamatan Balikpapan Barat.
Peluncuran toko penyeimbang itu, secara seremoni dilakukan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, dalam sambutannya, Akmal menyampaikan hadirnya pasar penyeimbang tidak terlepas dari dukungannya.
"Pak Pjs ini kan hanya memiliki waktu kurang lebih dua bulan mengemban jabatan di Balikpapan, Saya berharap bisa menghadirkan salah satu legacy (penapaian) yang bisa dikenang, ternyata pak Muzakir memilih percepatan toko penyeimbang," tutur Akmal.
Akmal mengemukakan, dengan adanya dua toko penyeimbang di Balikpapan, maka Kaltim saat in telah memiliki 6 toko penyeimbang, yaitu dua di Samarinda dan Balikpapan, kemudian masing-masing satu di Penajam Paser Utara (PPU), serta Kabupaten Berau.
Dia menyampaikan hadirnya toko maupun pasar penyeimbang ini bukan untuk merugikan pedagang, namun untuk memastikan masyarakat mendapatkan sembako dengan harga terjangkau.
"Tugas kami pemerintah memang seperti itu,Kita ingin keadilan sosial," ujar Akmal.
Akmal mengucapkan terimakasih atas realisasi toko penyeimbang di Kota Balikpapan, dengan harapan Kaltim tidak lagi masuk 10 besar inflasi di Indonesia.
"Saya malu dengan selalu masuknya Kaltim di 10 besar inflasi, namun inilah upaya selain adanya early warning sistem, yang menjadi kunci untuk mengatasi ini semua adalah kolaborasi," kata Akmal. (Adv).