Samarinda (ANTARA Kaltim) - Para korban ambruknya rumah toko (ruko) Cendrawasih Permai di Jalan Ahmad Yani, Samarinda, Kalimantan Timur, berharap dipulangkan ke kampung halaman mereka masing-masing.
"Kami berharap, setelah seluruh pekerja yang tertimbun berhasil ditemukan kami segera dipulangkan. Begitu pula dengan korban yang meninggal agar bisa dimakamkan di kampung halaman mereka masing-masing," ujar salah seorang pekerja yang berhasil selamat dalam musibah ambruknya ruko Cendrawasih Permai itu, Ali Mustofa (20), Rabu.
Ali Mustofa yang mengaku baru lebih satu bulan bekerja sebagai buruh di proyek pembangunan ruko Cendrawasih Permai itu mengatakan, saat kejadian dia tengah berada persis di bagian ruko yang ambruk tersebut.
"Saya selamat setelah melompat pagar ketika mendengar gemuruh, namun beberapa rekan saya tertimbun, termasuk empat dari lima orang yang meninggal itu merupakan sekampung saya dari Trenggalek," kata Ali Mustofa.
Selain empat korban dari lima korban meninggal itu, lanjut Ali Mustofa, dua orang lainnya yang masih tertimbun reruntuhan ruko ambruk itu yakni Sugiyanto dan Peron Panidi, juga rekannya dari Trenggalek, Jawa Timur.
"Saya yang sering ditelpon keluarga korban yang di Trenggalek menanyakan bagaimana kondisi di sini dan siapa yang meninggal maupun yang masih dicari," kata Ali Mustofa.
Ia mengaku mendapat upah sebagai buruh di proyek pembangunan ruko Cendrawasih Permai yang ambruk itu Rp65 ribu per hari sementara di kampung halamannya, Ali MUstofa mengaku mendapatkan hanya Rp50 ribu per hari.
"Kami menerima upah dua mingu sekali dan saya sudah tiga kali menerima upah Rp1,15 juta per dua minggu. Kalau di kampung saya, biasanya hanya Rp50 ribu per hari tetapi walaupun selisihnya tidak jauh berbeda namun di sana (Trenggalek) pekerjaannya tidak menentu," tutur Ali Mustofa.
Pekerja lainnya yang berhasil selamat, Suroto (47) juga mengaku sangat berharap dapat segera dipulangkan ke Nganjuk, Jawa Timur, bersama anak dan keponakannya.
"Saya baru satu setengah bulan bekerja di sini sebagai tukang. Saya datang bersama anak dan ponakan mertua saya dan kami berharap bisa segera dipulangkan," ujar Suroto.
Berbeda dengan Ali Mustofa serta para pekerja lainnya yang berhasil selamat, Suroto justru harus berjuang selama enam jam untuk bebas dari maut akibat sempat tertimbun reruntuhan bangunan.
Suroto merupakan korban yang pertama kali diselamatkan tim SAR setelah enam jam tertimbun di reruntuhan.
"Saya berhasil diselamatkan tim SAR sekitar pukul 11. 25 Wita setelah sempat berjuang bertahan hidup di bawah puing-puing bangunan yang roboh. Jadi, saya bersyukur masih tertolong padahal saya sempat tertimbun," ujar Suroto.
Ruko di kompleks perumahan Cendrawasih Permai itu ambruk pada Selasa pagi (3/6) sekitar pukul 06.00 WITA.
Saat itu, terdapat 84 pekerja yang berada di dalam rumah toko berlantai tiga tersebut, 64 orang berhasil selamat sementara lima orang terluka.
Pada Selasa siang, satu pekerja berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan langsung dievakusi ke RSUD AW Syahranie Samarinda.
Tim SAR kembali menemukan dua pekerja di bawah reruntuhan pada Selasa sore namun keduanya meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit AW Syahranie Samarinda.
Selasa malam sekitar pukul 19.15 WITA, seorang pekerja bernama Suyaji berhasil dievakuasi setelah sempat tertimbun reruntuhan selama 13 jam.
Korban yang menderita patah kaki langsung dibawa ke RSUD AW Syahranie untuk mendapatkan pertolongan medis.
Kemudian, sekitar pukul 21. 53 Wita, Tim SAR kembali menemukan dua pekerja namun saat ditemukan, kedua pekerja tersebut sudah dalam kondisi tewas. (*)
Korban Ruko Ambruk Berharap Dipulangkan
Rabu, 4 Juni 2014 19:45 WIB
Kami berharap, setelah seluruh pekerja yang tertimbun berhasil ditemukan kami segera dipulangkan. Begitu pula dengan korban yang meninggal agar bisa dimakamkan di kampung halaman mereka masing-masing,"