Jakarta (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden membela serangan Israel ke Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, dengan mengklaim kelompok Palestina Hamas memanfaatkan rumah sakit itu sebagai markasnya.
“Begini situasinya: Ada situasi di mana kejahatan perang pertama dilakukan oleh Hamas dengan menyembunyikan markas besar mereka, militer mereka, di bawah rumah sakit. Dan itulah faktanya, itulah yang terjadi,” kata Biden dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di San Fransisco, AS, Rabu, dalam transkrip resmi Gedung Putih.
Namun, Biden menolak mengungkapkan lebih jauh ketika ditanya soal bukti yang dimiliki Washington mengenai tuduhannya yang menyebut rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu pusat komando Hamas.
"Tidak, saya tidak bisa memberi tahu kalian. Saya tidak akan memberi tahu kalian," kata Biden, seraya mengaku sangat percaya diri dengan apa yang dia yakini.
Biden menyatakan Israel tidak masuk dengan pasukan dalam jumlah besar dan tidak melakukan serangan, dan tidak berusaha menghancurkan semuanya sekaligus.
Baca juga: Israel pertahankan pasukan di RS Al-Shifa walau kendaraan ditarik
"Ada cukup banyak teroris Hamas. Hamas sudah secara terbuka menyatakan mereka berencana menyerang Israel lagi."
"Jadi, anggapan mereka (Israel) akan berhenti dan tidak melakukan apa pun tidaklah realistis. Ini bukan bom karpet. Ini hal yang berbeda," tambah Biden.
Dikutip dari Anadolu, Biden awal pekan ini menegaskan bahwa Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza harus dilindungi dan berharap Israel tidak melakukan "tindakan yang tidak begitu mengganggu” ketika invasi darat mereka mendekati fasilitas tersebut.
Tentara Israel melancarkan ledakan dari ruang bawah tanah beberapa bangunan di kompleks Rumah Sakit Al Shifa, setelah menyerbu rumah sakit tersebut pada Rabu.
Militer Israel menuding Hamas memiliki pusat komando bawah tanah yang tersembunyi di bawah rumah sakit tersebut. Tudingan itu dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Menurut kantor media pemerintah Gaza, sekitar 1.500 staf medis, 700 pasien, 39 bayi prematur, dan 7.000 pengungsi berada di dalam kompleks RS Al-Shifa.
Baca juga: Militer Israel serbu rumah sakit Al Shifa di Gaza, hingga ke ruang operasi gawat darurat