Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan momentum Maulid Nabi menjadi pengingat bagi umat Islam untuk terus berjalan dalam kebaikan dan rasa kemanusiaan seperti yang diteladankan Rasulullah SAW.
"Rasulullah adalah teladan dalam bicara dan bersikap. Rasulullah menjadi contoh dalam kebaikan dan kemanusiaan. Maulid menjadi momentum kita bersama memahami perjalanan hidup, sekaligus belajar dari kebaikan dan rasa kemanusiaan Rasulullah," ujar Menag di Jakarta, Kamis.
Yaqut menceritakan kebaikan dan kemanusiaan tercermin dalam dialog antara Rasulullah SAW dengan istrinya, Siti Khadijah. Dialog itu terekam dalam hadits Sahih Bukhari yang diriwayatkan dari Ibnu Syihab dari Urwah bin Az Zubair dari Aisyah.
Hadits ini menjelaskan tentang permulaan turunnya wahyu. Diriwayatkan setelah menerima wahyu pertama di Gua Hira’, Nabi Muhammad SAW segera pulang menemui Khadijah binti Khuwailid RA lalu minta diselimuti.
Baca juga: Lapas Narkotika Samarinda gelar Maulid Nabi Muhammad SAW
Baca juga: Lapas Narkotika Samarinda gelar Maulid Nabi Muhammad SAW
Khadijah lalu menyelimuti suaminya, hingga Rasulullah tenang dan bercerita tentang apa yang baru dialaminya (menerima wahyu pertama).
Dalam ceritanya, Rasulullah mengatakan ke Khadijah bahwa dirinya merasa takut atas kejadian yang baru menimpanya.
Jawab Khadijah, “Tidak, sekali-kali tidak, demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau selamanya, karena engkau penyambung silaturahmi, membantu yang memerlukan, meringankan orang yang tidak berpunya, memuliakan tamu, dan menolong untuk kebenaran.”
Jawab Khadijah, “Tidak, sekali-kali tidak, demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau selamanya, karena engkau penyambung silaturahmi, membantu yang memerlukan, meringankan orang yang tidak berpunya, memuliakan tamu, dan menolong untuk kebenaran.”
Dialog dalam riwayat tersebut, kata Menag, mencerminkan bahwa Rasulullah bahkan sudah dikenal baik dan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi oleh masyarakat Quraisy, sejak sebelum diangkat menjadi utusan Allah SWT.
"Mari, jadikan momentum Maulid ini antara lain untuk meneladani sosok Nabi yang suka menyambung silaturahmi, membantu yang memerlukan, meringankan orang yang tidak berpunya, memuliakan tamu, serta menolong untuk kebenaran," kata Yaqut berpesan.
Baca juga: Peringatan Maulid Nabi diyakini mampu membentuk kepribadian tegar
Baca juga: Peringatan Maulid Nabi diyakini mampu membentuk kepribadian tegar
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum MUI Anwar Ababs menyebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus dijadikan sebagai momentum refleksi diri atas apa yang manusia perbuat selama hidup di dunia.
"Rasulullah menyuruh kita untuk berfikir dan berbuat dengan sebaik-baiknya, agar hidup kita selamat dan sukses tidak hanya di dunia ini saja tapi juga di akhirat kelak," ujar dia.