Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penutupan 173 anak-cucu perusahaan BUMN dilakukan guna mendorong pertumbuhan bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dijalankan oleh pengusaha di daerah.
"Saya sudah sering menutup (anak-cucu BUMN), yang saya ingat 173 perusahaan anak-cucu, karena jangan sampai jeruk makan jeruk lakukan ini yang suplainya BUMN juga. Ini yang kita terus mau dorong supaya ada pengusaha-pengusaha daerah juga bisa tumbuh," ujar Erick di Gedung Galeri Koperasi dan UMKM, Tangerang Selatan, Banten pada Kamis.
Erick menilai perusahaan anak-cucu BUMN yang sering mengandalkan proyek-proyek dari perusahaan induknya membuat perputaran keuntungan hanya dirasakan di lingkup BUMN sehingga berdampak kepada perkembangan bisnis UMKM daerah.
"Dia (anak-cucu BUMN) ingin menjadi menara gading (berada di kedudukan tinggi). Bikin jalan tol yang suplai aspalnya BUMN, yang suplai pasirnya BUMN jadi nggak sehat akhirnya membunuh pengusaha daerah," terang Erick.
Oleh karena itu, sambung Erick, Kementerian BUMN membentuk program PaDi (Pasar Digital) UMKM sebagai wadah untuk mendorong kolaborasi antara BUMN dengan UMKM.
Baca juga: Erick Thohir apresiasi Kejaksaan Agung bongkar kasus besar di BUMN
Baca juga: Erick Thohir apresiasi Kejaksaan Agung bongkar kasus besar di BUMN
Lewat program tersebut, BUMN yang hendak melakukan pengadaan barang atau jasa di bawah Rp300 juta dapat membelinya melalui UMKM.
"Kita sudah melahirkan yang namanya PaDi UMKM sejak lama di mana pengadaan BUMN di bawah Rp300 juta itu harus UMKM tidak lagi antara BUMN," kata Erick.
Dia menuturkan pihaknya senantiasa melindungi keberadaan UMKM karena jumlah pelaku bisnis yang banyak sekaligus berperan menjadi penyedia lapangan pekerjaan baru.
"Memang peran UMKM sangat penting kita bisa lihat ketika terjadi banyak krisis, UMKM yang harus benar-benar kita lindungi karena UMKM itu jumlahnya sangat besar apalagi kalau kita bicara pembukaan lapangan kerjaan," ujar Erick.
Dengan mengadakan kolaborasi bersama UMKM, kata Erick, diharapkan dapat menekan kesenjangan ekonomi antara pelaku bisnis UMKM dengan perusahaan besar.
"Kita harapkan bahwa kesenjangan bisa ditekan. Dari tidak ada menjadi ada, lalu ada tumbuh menjadi menengah, menengah menjadi besar, jangan yang besar-besar terus tumbuh dari yang bawah juga harus (tumbuh)," ucapnya.
Baca juga: Erick Thohir: Aturan WFH BUMN masih dikaji