Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menilai pemuda yang terdiri dari hampir 34 persen populasi di ASEAN, memiliki potensi besar sebagai agen perubahan positif dalam menyelesaikan tantangan.
"Perspektif segar anda, pendekatan inovatif untuk pengambilan keputusan, dan komitmen kuat untuk menyelesaikan tantangan regional merupakan aset penting bagi kemajuan bersama," kata Puan saat membuka Rapat Young Parliamentarians of AIPA (YPA) yang menjadi rangkaian dalam Sidang Umum AIPA ke-44, di Jakarta, Selasa.
Puan mengatakan isu dalam pertemuan YPA sangat relevan dan cocok dengan topik Sidang Umum AIPA ke-44 yaitu Parlemen yang Responsif untuk ASEAN yang Stabil dan Sejahtera.
Dia memuji dedikasi para anggota parlemen muda ASEAN dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi kawasan, termasuk dengan berdiskusi untuk mencari solusi terhadap berbagai tantangan global seperti yang dilakukan hari ini.
"Pertemuan ini menyoroti beberapa isu penting yang menuntut perhatian kita. Pertama, kita harus meningkatkan peran parlemen dalam mendorong inisiatif pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan dan kepemimpinan digital," ujarnya.
Menurut dia, pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan dan kepemimpinan digital tersebut termasuk dengan memberikan dukungan lewat kebijakan maupun regulasi. Puan mengatakan bahwa dengan memfasilitasi akses inklusi keuangan, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengusaha muda untuk berkembang.
"Ekonomi digital di ASEAN menunjukkan potensi yang sangat besar, dengan proyeksi pasar sebesar 1 triliun dolar AS pada tahun 2030. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi dan inovasi, kita dapat membuka peluang baru bagi kaum muda di Asia Tenggara," tuturnya.
Puan mengatakan isu kedua yang disoroti dalam pertemuan YPA adalah terkait dengan persoalan ekonomi yang dihadapi kalangan muda. Menurut dia, meskipun pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara Asia Tenggara cukup kuat di masa pemulihan pasca-pandemi COVID-19, tingkat pengangguran kaum muda masih tetap tinggi.
"Banyak kaum muda terlibat dalam pekerjaan yang rentan dengan upah rendah," ujarnya.
Karena itu dia mengajak anggota parlemen muda AIPA untuk bersama-sama mencari jalan keluar dalam mengatasi berbagai masalah tersebut seperti melalui pendidikan yang lebih baik, pelatihan kejuruan, dan program pengembangan keterampilan.
Menurut dia, AIPA harus memainkan peran penting dalam mengadvokasi langkah-langkah tersebut, dan memfasilitasi kolaborasi di antara anggota parlemen di kawasan ASEAN untuk menciptakan kebijakan yang memungkinkan ketenagakerjaan muda.
Puan mengatakan pertemuan YPA juga akan membahas isu mengenai dipastikannya keterlibatan pemuda dalam mempromosikan dan menjaga demokrasi. Dia menyebutkan bahwa pemuda harus didorong untuk menjunjung tinggi nilai demokrasi, supremasi hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM).
Rapat YPA tersebut dipimpin Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Gilang Dhielafararez dengan co-chair bersama anggota DPR RI Dyah Roro Esti.