Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, melakukan pencegahan kekerdilan anak (stunting) melalui bantuan tambahan gizi pada anak "tersangka" mengalami kekerdilan di daerah berjuluk Benuo Taka itu.
Selain itu, kata dia, juga dilakukan pendataan anak stunting, karena masih banyak orang tua tidak membawa anak ke pos pelayanan terpadu (posyandu)."Upaya yang dilakukan, memberikan tambahan gizi, mengedukasi orang tua dan lainnya menyangkut penanggulangan kekerdilan anak. Stunting tidak terlepas dari pola asuh dan asupan gizi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Jansje Grace Makisurat di Penajam, Rabu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara juga melakukan pemberian tablet penambah darah kepada remaja putri untuk pencegahan kekerdilan anak.
Pemberian tablet penambah darah itu agar remaja putri ketika menikah dan hamil tidak terkena amnemia atau kekurangan darah yang dapat berdampak terhadap pertumbuhan bayi dalam kandungan.
“Remaja putri diberikan tablet penambah darah agar tidak mengalami anemia ketika sudah menikah dan hamil,” ujarnya.
Bidan dan petugas gizi yang ada di setiap desa atau kelurahan, serta puskesmas, lebih diberdayakan karena mempunyai peran penting terhadap penanganan dan pencegatan stunting.
Saat ini terdata balita yang stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara sekitar 1.034 orang, tersebar di Kecamatan Penajam 345 anak, Kecamatan Waru 24 orang, Kecamatan Babulu 311 balita dan di Kecamatan Sepaku 354 orang.
Namun, menurut dia, data tersebut belum dapat dijadikan sebagai gambaran kekerdilan anak, karena belum terdata maksimal.