Balikpapan (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Balikpapan mengajak masyarakat cinta dan bangga uang rupiah serta lebih kenal fungsi-fungsi bank sentral melalui kegiatan olahraga lari gembira.
”Bahwa uang kertas itu jangan distaples, jangan dilipat, jangan sampai ikut tercuci,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Balikpapan Mahdi Abdullah di depan para pelari yang baru saja menyelesaikan jarak 7 km mengelilingi kawasan Klandasan-Gunung Pasir dan kembali ke Klandasan, Minggu.
Dengan dijaga dan dipelihara begitu, katanya uang tersebut akan awet dan bisa terus dipakai sesuai fungsinya sebagai alat tukar.
Begitu pula dengan uang logam yang diadakan agar bisa membayar atau pun membuat kembalian, agar pas. Kalau punya uang logam, gunakanlah untuk bertransaksi, jangan semuanya masuk tabungan ayam. Kalau ingin menabung, menabunglah di bank, atau setorkan isi tabungan ayam secara berkala ke rekening bank.
Menurut Mahdi, BI memang sedang berupaya mendorong dan menumbuhkan rasa cinta, bangga, akan mata uang rupiah kepada masyarakat. BI berharap masyarakat turut membantu memelihara kondisi uang rupiah. Apalagi biaya untuk mencetak uang dan mengedarkannya BI mengeluarkan anggaran hingga Rp3,5 trililun per tahun.
Kegiatan ini diikuti oleh 700 pelari yang berasal dari berbagai komunitas pelari di Balikpapan dan Samarinda, bahkan hingga dari Batu Kajang di Paser. Sebagai penyelenggara, BI juga menggandeng komunitas pelari RIOT Indonesia di Balikpapan.
Sebelumnya, pendaftaran peserta baru disetujui setelah yang bersangkutan menyumbang melalui QRIS minimal Rp70 kepada pengelola Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH). Di kawasan ini dipelihara beruang madu (Helarctos malayanus) hewan maskot Kota Balikpapan di dalam enklosur khusus.
”Lebih dari Rp70 tentu boleh. Minimal Rp70 ini sebagai pengingat bahwa kegiatan ini juga untuk merayakan 70 tahun Bank Indonesia,” kata Mahdi.