Ujoh Bilang, Kaltim (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Mahakam Ulu Tiopilus Hanye minta sekretariat menjadwalkan kembali rapat dengar pendapat (hearing)guna mencari solusi jalan akses Jembatan Melaham di Kecamatan Long Bagun.
"Jembatan Melaham yang sudah selesai dibangun tapi belum bisa digunakan karena tidak ada akses jalan untuk mencapai jembatan," katanya di Ujoh Bilang, Mahakam Ulu, Sabtu.
Sekretariat DPRD harus membuat lagi jadwal hearing dengan pihak Pemerintah Kabupaten, terutama Dinas PUPR, dan para pihak terkait lainnya supaya tahu duduk persoalan yang sebenarnya dan bisa segera mencari solusi terbaik, kata Tiopilus.
Menurut politisi PDIP itu, sepanjang yang diketahuinya saat ini, lelang paket pekerjaan jalan akses menuju jembatan tersebut gagal.
Seperti apa gagal yang dimaksud, hal itulah yang juga akan ditanyakan dalam dengar pendapat nanti.
Dalam pekerjaan infrastruktur, maka biasa pekerjaan dibagi-bagi tahapannya menyesuaikan dengan dana atau anggaran yang tersedia.
Ataupun bila anggaran tersedia cukup, maka selalu dipisahkan anggaran untuk membangun jalan dan anggaran untuk membangun jembatan.
Karena berbeda anggaran itu, lazim pemenang lelang pekerjaan jalan berbeda dengan perusahaan kontraktor yang mendapatkan proyek jembatan.
Karena itu sering kali ditemui jalan sudah selesai hingga beraspal mulus namun jembatan masih belum terbangun atau belum diperbaiki.
Kadang pula terjadi sebaliknya, jembatan sudah membentang kokoh namun jalannya malah belum selesai atau bahkan belum ada.
“Saya lihat memang begitu. akses jalan menuju ke jembatan ini kan belum selesai, baik dari sisi hilir dari arah Kutai Barat maupun dari arah hulu dari Ujoh Bilang,” kata Teopilus.
Jembatan Melaham membentang sepanjang 60 meter dan lebar 12 meter di anak Sungai Mahakam yang melintang di Kampung Melaham, Kecamatan Long Bagun.
Jembatan ini direncanakan untuk menghubungkan Melaham dengan kampung-kampung lain di sekitarnya.
Jembatan Melaham dibangun tahun 2021 dengan biaya Rp60 miliar dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, namun demikian capaian pengerjaan proyek hanya sampai 56,86 persen.
Pada tahun 2022 proyek lanjutan pembangunan dilelang kembali oleh Dinas PUPR dengan anggaran Rp38 miliar dari APBD Mahakam Ulu.
Lelang dimenangkan oleh PT Karya Usaha Mandiri Utama dan meneruskan pembangunannya sampai selesai.
Setelah proyek jembatan itu selesai dikerjakan namun tak bisa dimanfaatkan, maka ramailah masyarakat bersuara lewat berbagai media.
Umumnya meminta penjelasan kepada Pemerintah Mahakam Ulu kenapa jembatan sudah selesai tapi jalannya belum ada.