Samarinda (ANTARA) - Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso menyebutkan membatik bukan hanya sekadar mencanting atau menggoreskan bentuk pola dan motif, namun mengajarkan nilai filosofi dan prinsip kehidupan.
"Tidak mungkin melahirkan batik yang bagus dan berkualitas, tanpa cinta dan keikhlasan. Membatik memerlukan kesabaran, keuletan dan komitmen," kata Rusmadi di Samarinda, Senin.
Hal itu disampaikan Rusmadi pada pemecahan rekor membatik terpanjang se Kalimantan Timur yang berlangsung di halaman SMA Islam Samarinda sukses digelar.
Kegiatan tersebut sekaligus menjadi selebrasi perayaan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2022.
Selain itu, katanya membatik juga mengajarkan nilai kehidupan seperti kesabaran, keuletan, konsistensi dan semangat pantang menyerah.
"Sehingga terbentuk keselarasan pola, warna dan motif dalam satu wastra batik yang penuh makna," tuturnya.
Rusmadi juga mengapresiasi atas di gelarnya acara pemecahan rekor membatik terpanjang di Kaltim dan dia berharap, ke depan acara seperti itu sering digelar dan digalakkan.
Hal itu katanya, sebagai bentuk pelestarian dan komitmen menjaga warisan budaya bangsa. Batik juga merupakan warisan sejarah yang menjadi bagian dari peradaban bangsa Indonesia.
Rusmadi mengungkapkan, mem batik sudah ada sejak awal peradaban bangsa, yakni sejak kerajaan Majapahit yang menggambarkan peradaban nusantara.
Sementara acara pemecahan rekor membatik terpanjang tersebut, juga diramaikan dengan fashion show persembahan dari Komunitas MUA, Designer, Fotografi dan Model (MDFM) Samarinda binaan Suko Wibowo.