Samarinda (ANTARA) - Dana Insentif Daerah (DID) senilai Rp10,4 miliar yang merupakan penghargaan dari pemerintah pusat untuk Pemkot Samarinda atas keberhasilan mengendalikan laju inflasi, digunakan untuk program ketahanan pangan yang tujuannya kembali untuk menekan inflasi.
"Reward (hadiah) dari pusat untuk Pemkot Samarinda senilai Rp10,4 miliar itu tidak sedikit, jadi harus digunakan sebaik mungkin untuk mengantisipasi inflasi, salah satunya adalah untuk program ketahanan pangan," ujar Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso di Samarinda, Sabtu.
Dana sebesar Rp10,4 miliar diberikan karena sepanjang Mei - Agustus 2022 Pemkot Samarinda berhasil mengendalikan laju inflasi melalui koordinasi dengan berbagai pihak, baik dengan Pemprov Kalimantan Timur (Kaltim) maupun dengan kabupaten/kota lain, bahkan dengan daerah di luar Provinsi Kaltim.
Selain Pemkot Samarinda, kota lain di Kaltim yang mendapat penghargaan dari pusat atas keberhasilan menekan inflasi adalah Pemkot Balikpapan yang juga menerima Rp10,4 miliar, bahkan Pemprov Kaltim pun menerima hadiah sebesar Rp10,41 miliar.
Di tingkat provinsi, selain Kaltim masih ada sembilan daerah lain juga mendapat penghargaan yang sama, antara lain Provinsi Papua Barat mendapat Rp10,75 miliar, Sulawesi Tenggara Rp10,44 miliar, Kalimantan Barat Rp10,83 miliar, dan Provinsi Bangka Belitung menerima DID Rp10,81 miliar.
Menurut Rusmadi, pemanfaatan DID untuk program ketahanan pangan ini juga dalam rangka menindaklanjuti arahan presiden, yakni selain APBN, APBD di tiap daerah juga diminta konsentrasi mengendalikan inflasi, terutama memastikan kecukupan pangan maupun bahan pangan.
"Terdapat tiga hal yang diarahkan oleh Presiden Joko Widodo, yakni meningkatkan pengendalian inflasi di daerah, kampanye Bangga Buatan Indonesia dengan membeli produknya, dan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem," ujar Rusmadi saat membuka Pasar Tani di Taman Samarendah tersebut.
Inflasi, lanjutnya, merupakan hal serius yang harus mendapat perhatian dari semua pihak, karena jika inflasi tinggi, maka akan banyak warga yang mengalami penurunan daya beli, bahkan bisa jadi warga miskin tidak mampu membeli.
"Untuk itu, gelaran Pasar Tani ini merupakan salah satu solusi untuk menekan harga, karena petani memperoleh subsidi ongkos angkut sehingga komoditas yang jual bisa murah. Selain Pasar Tani, Pemkot Samarinda juga telah menggelar Pasar Murah di Loa Bakung. Kegiatan semacam ini akan terus berlanjut," ucap Rusmadi.