Samarinda (ANTARA) - Anggota DPR RI dapail Provinsi Kaltim yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, mengapresiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam melakukan transformasi seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
"Saya mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Kemendikbudristek yang melakukan transformasi seleksi masuk PTN, karena sudah selayaknya seleksi ini dibuat inklusif, holistik dan transparan dengan mengedepankan kemudahan dan penalaran berpikir peserta didik," katanya melalui rilis di Samarinda, Kamis.
Transformasi ini dibuktikan dengan penyederhanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), kemudian kewajiban transparansi perguruan tinggi untuk seleksi jalur mandiri, sehingga ia menilai bahwa hal ini merupakan pola yang berpihak kepada semua kalangan.
Ia meyakini keputusan keputusan Mendikbudristek ini akan berdampak besar bagi peserta didik, terutama dari kalangan kurang mampu, karena kepercayaan diri peserta didik kurang mampu akan meningkat, bahkan mereka akan mampu bersaing dengan peserta didik lain yang berasal dari berbagai latar belakang.
Namun Hetifah mengingatkan efek domino dari transformasi ini, sehingga harus dipikirkan dampak lanjutan dan peraturan-peraturan turunan bukan hanya untuk SMA/SMK, tetapi juga kepada perguruan tinggi dan lembaga penyelenggara tes masuk perguruan tinggi.
"Jangan sampai transformasi seleksi masuk PTN ini malah menurunkan standar masuk PTN dan memunculkan potensi permainan nilai dari pihak sekolah untuk mendongkrak nilai rapor, ini yang harus dilakukan pengetatan," katanya.
Sehari sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Makarim meluncurkan Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi dalam kegiatan Merdeka Belajar episode 22 yang diselenggarakan secara daring.
Transformasi seleksi masuk perguruan tinggi ini didasarkan pada lima prinsip perubahan, yakni mendorong pembelajaran menyeluruh, lebih fokus pada kemampuan penalaran, lebih transparan, lebih inklusif dan mengakomodasi keragaman peserta didik, serta lebih terintegrasi.
Mendikbudristek menggarisbawahi perubahan pada masing-masing jenis seleksi, yakni pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, seleksi akan menggunakan perhitungan minimal 50 persen nilai rapor seluruh mata pelajaran dan maksimal 50 persen komponen penggali minat bakat, sehingga peserta didik terdorong untuk berprestasi di seluruh mata pelajaran.
Untuk tes SBMPTN, tes akan berfokus pada kemampuan penalaran dan pemecahan masalah (tes skolastik) yang terdiri dari potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia, dan literasi dalam Bahasa Inggris.
Dalam hal ini, para guru diharapkan tidak lagi kejar tayang untuk menuntaskan materi dan menghabiskan waktu melatih peserta didik mengerjakan soal melalui ujian tulis berbasasis komputer (UTBK).
Sedangkan dalam jalur seleksi mandiri, Kemendikbudristek ingin menghilangkan persepsi jalur mandiri hanya untuk peserta didik dari kalangan berekonomi tinggi, yakni dengan menerapkan standar transparansi.
"Untuk itu, perguruan tinggi diwajibkan mengumumkan jumlah calon peserta jalur mandiri yang akan diterima, metode penilaian, dan besaran biaya sebelum dilakukan seleksi jalur mandiri," ujar Nadiem.
Hetifah apresiasi Kemendikbudristek bertransformasi seleksi masuk PTN
Kamis, 8 September 2022 16:07 WIB
Jangan sampai transformasi seleksi masuk PTN ini malah menurunkan standar masuk PTN dan memunculkan potensi permainan nilai dari pihak sekolah untuk mendongkrak nilai rapor, ini yang harus dilakukan pengetatan,