Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur Ricky P Gozali optimis pesantren dengan basis komunitas memiliki potensi besar dapat menggerakan ekonomi syariah nasional secara inklusif.
"Pembentukan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Koordinator Wilayah Kalimantan Timur sejalan dengan usaha pengembangan ekonomi Indonesia," ujar Ricky saat pengukuhan Hebitren Koordinator Wilayah Kalimantan Timur (Korwil Kaltim) di Balikpapan, Selasa.
Pesantren, katanya, tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, tapi juga memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi santri dan masyarakat sekitar.
Karena itu, kegiatan ekonomi pesantren diyakini akan dapat menjadi tulang punggung ekonomi syariah Indonesia, mengingat di Indonesia terdapat 36.828 pesantren yang memiliki 3,8 juta santri.
Pengukuhan Hebitren Korwil Kalimantan Timur ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang juga sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah.
Ricky mengatakan, terbentuknya Hebitren menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah, Kementerian Agama, Bank Indonesia serta semangat kebersamaan antarpesantren untuk menjadikan pesantren sebagai garda terdepan penggerak pengembangan ekonomi syariah.
"Adanya kepengurusan Hebitren di Kaltim, diharapkan tiap pesantren dapat melakukan sinergi dan kolaborasi aktif dalam pengembangan unit usaha, menuju kemandirian ekonomi di pesantren," katanya dalam acara yang disiarkan secara daring tersebut.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengapresiasi terbentuknya Hebitren Korwil Kaltim. Dia menaruh harapan besar agar semua pondok pesantren di Kaltim bisa mandiri secara ekonomi, bahkan bisa menjadi pelopor pengembangan ekonomi syariah.
"Kerja ikhlas, kerja keras dan kerja keras merupakan ciri utama untuk meraih kesuksesan. Saya yakin, dalam bimbingan para kiai dan para ustad, insya Allah Hebitren Korwil Kaltim mampu menumbuhkan ekonomi kita," ujar Hadi Mulyadi.