Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Perbankan di Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser, Selama November 2012, telah menyalurkan kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp6,39 triliun.
"Jumlah itu merupakan 32,7 persen dari total kredit yang disalurkan kepada masyarakat yang berjumlah 19,55 triliun. Sebagian besar diserap sektor perdagangan, hotel, dan restoran," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Tutuh SH Cahyono, Sabtu (29/12).
Sektor perdaganan itu melahap hingga 44 persen dari kredit senilai Rp6,39 triliun tersebut, termasuk dalam kredit untuk UMKM ini adalah PPKD atau Program Penjaminan Kredit Daerah dari Pemkot Balikpapan yang disalurkan melalui Bank Kaltim.
Sampai November 2012 Bank Kaltim sudah menyalurkan Rp22,1 miliar untuk 252 debitur.
Ia mengatakan, masih bagian dari kredit mikro, kecil, dan menengah adalah skim Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit modal kerja untuk masyarakat dengan plafon hingga Rp500 juta dan bisa diangsur sampai 5 tahun.
"KUR diserap 15.380 nasabah dengan jumlah total Rp315,7 miliar," kata Tutuk Cahyono.
Sektor penyerapnya juga sama seperti UMKM pada umumnya, yaitu perdagangan yang mengambil 57 persen.
Di wilayah Penajam Paser Utara dan Paser, KUR juga menjadi modal petani untuk memulai bercocok tanam atau membeli beragam kebutuhan pertanian seperti pupuk hingga truk pengangkut tandan buah kelapa sawit segar.
Di sisi lain, Kepala Perwakilan BI Balikpapan menyebutkan, sejumlah bank mengaku kesulitan menyalurkan KUR ataupun UMKM.
"Bukan tidak ada yang mau pinjam, tetapi menurut mereka, usaha yang datang kepada bank tersebut tidak bankable, atau memberi risiko tinggi kepada bank bila dibiayai," ungkap Tutuk.
Sebab itu, ia menggagas apa yang disebut Forum KUR untuk melihat, memahami, dan mencari solusi permasalahan penyaluran Kredit Usaha Rakyat tersebut.
Menurut Tutuk Cahyono, contoh solusi itu dalam hal kredit misalnya, sukubunga masih bisa ditekan. Saat ini bank di Balikpapan menikmati untung bersih (NIM, net interest margin) hingga 9,51 persen, sementara rata-rata nasional hanya 5,48 persen.
"Karena itu bunga masih bisa ditekan turun agar lebih banyak rakyat yang bisa memulai usaha," jelasnya.
Bagi masyarakat sendiri, katanya, bisa mengikuti klinik bisnis yang mengajarkan mulai dari pembukuan, mengelola keuangan, hingga membuat jaringan.
Dengan demikian, kata Tutuk, bisnis tersebut menjadi bankable dan bisa dipercaya bank untuk mengelola dana. (*)